pattonfanatic.com

Menkop-UKM Teten: Akses Pembiayaan UMKM Masih Jadi Masalah Besar, Baru 21 Persen

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki pada acara Melaju Menuju Indonesia Emas - 15th Kompas 100 CEO Forum Powered by PLN di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024), dalam siaran yang dipantau lewat Youtube Harian Kompas.
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, akses pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menjadi masalah di Indonesia.

Teten menyebutkan, saat ini, pembiayaan untuk UMKM di perbankan baru mencapai 21 persen.

Pernyataan itu disampaikan Teten pada acara "Melaju Menuju Indonesia Emas" - 15th Kompas 100 CEO Forum Powered by PLN di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024), dalam siaran yang dipantau lewat Youtube Harian Kompas.

Baca juga: KTT Ke-27 ASEAN-China: Indonesia Tekankan Penguatan Kerja Sama Ekonomi Hijau hingga UMKM

Ilustrasi UMKM kuliner. SHUTTERSTOCK/ARIEF BUDI KUSUMA Ilustrasi UMKM kuliner.

“Kalau kita lihat misalnya, pembiayaan untuk UMKM sekarang di perbankan itu baru sekitar 21 persen. Korea (Selatan) bandingkan, itu sudah di atas 80 persen. Jadi akses pembiayaan ini juga menjadi masalah besar,” kata Teten.

Teten mengatakan, di banyak negara, struktur ekonomi didominasi oleh eksistensi UMKM. Di negara-negara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), sebut dia, rata-rata UMKM mencapai 96,6 persen.

“Kita 99,9 persen adalah UMKM Ini problem kita,” kata Teten.

Oleh karena itu, apabila Indonesia ingin menjadi negara maju, menurut Teten, UMKM harus menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Resmi Blokir Aplikasi Temu, Menkominfo: Lindungi UMKM dari Ancaman Produk Asing

“Kita enggak bisa lagi memperlakukan UMKM hanya sebagai buffer ekonomi, hanya sebagai ekonomi subsistensi, tapi harus menjadi desain, harus menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri,” ujar Teten.

Teten menyebutkan, perlunya intervensi teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan daya saing UMKM. Ia kemudian mengambil contoh China.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat