Menteri KP Sebut Perlambatan Ekonomi di AS hingga Jepang Pengaruhi Ekspor Perikanan Indonesia
JAKARTA, - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara tujuan ekspor menjadi salah satu kendala pertumbuhan ekspor produk perikanan Indonesia ke luar negeri.
Utamanya ke Amerika Serikat (AS), Jepang dan negara-negara Uni Eropa sebagai negara tujuan utama ekspor produk laut.
"Tantangan utama dalam pencapaian target ekspor saat ini adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama, karena adanya penurunan daya beli masyarakat seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa," ujar Trenggono, dilansir dari siaran pers di laman resmi KKP, Senin (14/10/2024).
"Karenanya, harus terus ada upaya diversifikasi pasar ekspor produk perikanan ke pasar-pasar potensial dalam rangka mendorong pencapaian target ekspor," tegasnya.
Baca juga: KKP Ungkap Penyelundupan Benih Lobster Modus Baru, Dibawa Pakai Kapal Cepat
KKP sudah melakukan beberapa fasilitasi dukungan kepada pelaku usaha perikanan.
Mulai dari bahan baku berkualitas melalui Good Manufacturing Practices (GMP), sistem jaminan mutu di sepanjang rantai pasok, sistem logistik, hingga distribusi yang andal.
"Termasuk akses pasar dan promosi yang mumpuni untuk meningkatkan kinerja ekspor baik di pasar utama maupun pasar potensial," tutur Trenggono.
Pada 12 Oktober lalu, Menteri Trenggono melepas ekspor 16 kontainer komoditas perikanan senilai 831.020 dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 12,5 miliar ke berbagai negara.
Adapun komoditas yang diekspor meliputi Frozen Yellowfin Tuna, Frozen Skipjack, Frozen Squid, Frozen Milkfish, Frozen Barramundi dan Snapper.
Menteri Trenggono mengatakan pengiriman tersebut merupakan awal dari total 30 kontainer senilai 1,315 juta dollar AS atau Rp 19,79 miliar yang akan diekspor ke China, AS, Australia, Vietnam, Filipina, dan Yordania hingga 13 Oktober mendatang.
Baca juga: KKP: Harga Susu Ikan Siap Minum Rp 5.000, Terjangkau untuk Program Makan Siang Gratis
Ia menjelaskan, periode Januari-Agustus 2024 nilai ekspor Indonesia ke China sebesar 753,07 juta dollar AS atau meningkat 9,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Begitu juga ekspor produk perikanan Indonesia ke Vietnam, Australia dan Yordania juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 47,0 persen, 7,6 persen dan 3,7 persen.
"Tentu pengiriman ini bukanlah yang terakhir, karena total permintaanya mencapai 30 kontainer. Dan saya harap kedepan ekspor perikanan semakin meningkat agar berdampak pada masyarakat, khususnya nelayan," tambah Trenggono.
Terkini Lainnya
- Pasar Unilever di Indonesia Tergerus Boikot dan Persaingan dengan Produk Lokal
- Tarif Parkir Inap Terbaru Bandara Soekarno- Hatta dan Halim Perdanakusuma 2025
- Banyak Pabrik Tekstil Lokal Tutup, Impor dan Selundupan Dituding Jadi Biang Kerok
- LRT Jabodebek Komitmen Terapkan K3, Ini yang Dilakukan
- Cara Cek Saldo Rekening BRI via WhatsApp
- Direktur Bank OCBC NISP Joseph Chan Fook Onn Mengundurkan Diri
- VKTR Operasikan 20 Bus Listrik dengan TKDN 40 Persen untuk TransJakarta
- Adopsi Teknologi Blockchain UMKM
- Pertamina International Shipping Buka Peluang Bisnis Muatan "Green Cargo" Pada 2025
- Saham DGWG Naik 15,65 Persen pada Hari Pertama Melantai di Bursa
- BRI Raup Rp 1,6 Triliun dari Transaksi AgenBRILink Sepanjang 2024
- Pelindo Layani 1,9 Juta Penumpang dan 130.000 Kendaraan Selama Libur Nataru
- Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- 3 Manfaat Asuransi Jiwa yang Jarang Diketahui Orang
- Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat, OJK Buka Suara
- Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Kualifikasinya
- Bahlil Tambah 4 Perusahaan yang Dapat Harga Gas Murah
- Menurunnya Kelas Menengah dan Kutukan Sumber Daya Alam
- 20 Tokoh Bisnis Terbaik di RI Versi Fortune Indonesia, Ada Bos Kino hingga Blue Bird