Pupuk Indonesia Terapkan Teknologi Pertanian Presisi dalam Budidaya Padi di Subang

JAKARTA, - PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen terus mengoptimalkan produktivitas Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat).
Ini dilakukan dengan menerapkan teknologi pertanian presisi Preci-Rice pada budidaya padi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Dalam panen yang dihadiri Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, Senin (21/10/2024), terdapat peningkatan hasil panen petani Mekarjaya dari 10 ton per hektar menjadi 11 ton per hektar.
Baca juga: Strategi Pupuk Indonesia Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

"Produktivitas padi di Subang memang sudah tinggi, jauh di atas rata-rata nasional. Alhamdulillah dengan teknologi Preci-rice, hasil panennya masih bisa dioptimalkan lagi. Ada kenaikan 8,54 persen," ujar Tri Wahyudi Saleh, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia dalam keterangannya, Selasa (22/10/2024).
Ia pun menjelaskan, Preci-rice merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Pupuk Indonesia untuk mendeteksi kandungan status hara tanah berupa N, P, dan K pada tanaman padi.
Teknologi yang memanfaatkan drone ini mampu memberikan rekomendasi pemupukan padi dengan cepat dan presisi sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Dalam program Makmur yang bekerja sama dengan Kelompok Tani Sumber Jaya di Desa Mekarjaya ini, Preci-rice telah melakukan mapping pada lahan seluas 174 hektar. Adapun rekomendasi yang diberikan oleh Preci-rice yaitu pupuk NPK sebanyak 368 kg per hektar dan pupuk urea 189 kg per hektar.
Baca juga: Pupuk Indonesia Sambut Positif Usulan Singkong sebagai Komoditas Penerima Subsidi
Sementara, implementasi di lapangan, petani menggunakan masing-masing 200 kg NPK dan 200 kg pupuk urea di umur 7 sampai 15 hari setelah tanam (HST), yang diperoleh dari alokasi pupuk subsidi sesuai RDKK pada pemupukan pertama.
Sebab, ada selisih kebutuhan pupuk dari hasil Drone Mapping Preci-Rice, kemudian direkomendasi penambahan pupuk non-subsidi Nitrea 100 kg, NPK Phonska Plus 150 kg, dan Nitrokal 50 kg pada pemupukan kedua di umur 25 sampai 30 HST.
Terkini Lainnya
- Gandeng Polri Awasi HPP Gabah, Mentan: Kami Kolaborasi, Supaya Tidak Ada Penyimpangan
- Bansos PKH 2025: Jadwal Pencairan, Besaran Bantuan, dan Cara Ceknya
- Duduk Perkara BYOND BSI yang Eror, "Upgrade" Sistem sampai Normal Kembali
- KKP Hari Ini Bongkar Pagar Laut Bekasi
- Cek Rekening, Dana Investasi SBR012T2 Sudah Cair
- IHSG Bakal Terkoreksi Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
- Wall Street Menguat Ditopang Saham Teknologi dan Industri Baja-Aluminium
- Sempat Punya Ratusan, Kini Gerai Teguk Tinggal 35 Outlet
- Investor Keluhkan Aktivitas Ormas, Begini Respons BKPM
- Mau Pasang Listrik Baru? Catat Biaya Penyambungan PLN 2025
- Menteri Rosan Bantu Carikan Investor untuk IKN Sampai ke Singapura
- Ombudsman Bongkar Masalah Distribusi Elpiji 3 Kg: Stok Tak Merata, Masyarakat Sulit Akses
- [POPULER MONEY] Jadwal dan Cara Cek PenerimaBansos BPNT 2025 | DPR dan Ditjen Pajak Sepakati Gunakan 2 Sistem Perpajakan
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- Great Eastern LIfe Rilis Great Prestige Optima Protector, Simak Keunggulannya
- Lowongan Kerja Freeport Indonesia untuk Lulusan D3, Cek Posisi dan Syaratnya
- Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2024, KoinWorks Perkuat Akses Pembiayaan untuk UMKM
- Menaker Ungkap Program Kerja 100 Hari Pertama: Tuntaskan Pembahasan UMP
- Ambil Peluang Kenaikan Harga Emas, Ini Strategi Investasi untuk Pemula pada Era Digital