pattonfanatic.com

Laju Pertumbuhan Wall Street Tertahan Musim Laporan Keuangan dan Prospek Suku Bunga

Ilustrasi bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street.
Lihat Foto

NEW YORK, - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali ditutup dengan hasil yang bervariasi setelah indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average melemah.

Investor masih khawatir dengan kenaikan suku bunga dan masih melihat laporan keuangan perusahaan sepanjang minggu ini.

Indeks S&P 500 mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 0,05 persen dan ditutup pada 5.851,20. Ini adalah kerugian pertama berturut-turut indeks pasar luas sejak awal September.

Kemudian, indeks Dow turun 6,71 poin atau 0,02 persen, dan berakhir pada level 42.924,89.

Sementara itu, Nasdaq Composite justru mencetak pertumbuhan sebesar 0,18 persen menjadi 18.573,13.

Baca juga: Wall Street Ditutup dengan Hasil Bervariasi, Indeks Dow Jones dan S&P 500 Melemah

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun sebelumnya naik di atas 4,2 persen untuk pertama kalinya dalam sekitar tiga bulan sebelum sedikit menurun dari level tersebut. Komentar hati-hati dari pejabat bank sentral AS Federal Reserve tentang jalur pemotongan suku bunga telah mendorong imbal hasil lebih tinggi.

Hasil sebenarnya telah meningkat sejak The Fed memangkas setengah poin sebulan lalu. Sebagian dari langkah itu dapat dikaitkan dengan membaiknya data ekonomi, tetapi sebagian dari peningkatan itu disebabkan oleh pesimisme jika Fed tidak akan seagresif itu dengan pemangkasan suku bunga ke depannya.

Para pedagang melihat peluang 91 perse dari pemangkasan seperempat poin pada pertemuan Fed berikutnya yang berakhir pada 7 November.

Di sisi lain, saham pembangunan rumah turun karena kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Baca juga: Wall Street Cetak Rekor Lagi, Pasar Saham AS Diproyeksikan Menguat di Masa Pemilu


Kepala Strategi Global LPL Financial Quincy Krosby menerangkan, pasar telah bergerak ke wilayah jenuh beli, sehingga membuatnya rentan terhadap apa pun yang dianggap negatif.

"Sekarang ada kekhawatiran bahwa Fed belum menyatakan kemenangan atas inflasi, dan belum lagi, kekhawatiran pasca pemilu,” kata dia, dikutip dari CNBC, Rabu (23/10/2024).

Ia menambahkan, para pedagang juga mengamati laporan pendapatan baru yang akan keluar minggu ini, termasuk beberapa perusahaan seperti Tesla, Coca-Cola, serta Honeywell.

Adapun, pada hari Selasa, saham General Motors melonjak hampir 10 persen setelah melampaui ekspektasi Wall Street pada kuartal III-2024.

Baca juga: Tersengat Efek Laporan Ekonomi, Wall Street Cetak Hasil Variatif

Philip Morris juga melonjak sekitar 10 persen setelah pemilik merk Marlboro menaikkan perkiraan laba tahunannya. Sementara, Verizon turun 5 persen setelah total pendapatannya hanya sedikit di bawah perkiraan analis.

Saham Lockheed Martin anjlok 6 persen setelah kontraktor militer itu membukukan penjualan kuartalan yang lebih rendah dari perkiraan.

Sejauh ini, sekitar seperlima perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil, dengan mayoritas melampaui estimasi laba.

Sebagai informasi, pasar sedang dalam tren positif pada bulan Oktober dengan indeks S&P 500 mencapai rekor dan meningkatkan keuntungan tahun berjalannya hingga lebih dari 22 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat