Digitalisasi Mesin Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
INDONESIA Emas 2045 adalah visi besar yang dapat dicapai dengan mencatat berbagai pencapaian strategis pada indikator ekonomi dan sosial.
Dengan target Nominal Produk domestik Bruto (PDB) di atas Rp 136.500 triliun, Indonesia diharapkan masuk dalam peringkat lima besar dunia dalam hal PDB, mencerminkan kekuatan ekonomi yang berdaya saing global.
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita yang melebihi 30.000 dollar AS akan mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Selain itu, pencapaian angka kemiskinan absolut 0 persen dan tingkat kemiskinan nasional di bawah 1 persen akan menjadi bukti nyata keberhasilan upaya pengentasan kemiskinan yang menyeluruh dan berkelanjutan.
Di sisi kesehatan, dengan harapan hidup di atas 80 tahun, Indonesia menargetkan kualitas hidup lebih baik, menunjukkan keberhasilan di bidang layanan kesehatan, nutrisi, dan kondisi lingkungan.
Seluruh indikator ini menjadi landasan kuat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana kemakmuran, kesetaraan, dan kualitas hidup tinggi dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Untuk dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia memiliki celah waktu yang sangat sempit, yaitu tahun 2030-2035. Jika waktu ini terlewati, maka Indonesia berisiko menjadi negara yang terjebak dalam “Middle income trap”, kesulitan bertransformasi menjadi negara maju.
Diperlukan tambahan PDB nominal sebesar Rp 13.000 triliun atau rata-rata Rp 2.600 triliun per tahun pada periode pertama Presiden Prabowo Subianto atau setara dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Prabowo optimistis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen selama masa pemerintahannya.
Dalam buku Gagasan Strategis Prabowo Subianto: Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, disebutkan empat langkah utama dalam upaya transformasi bangsa.
Langkah pertama adalah menggalakkan investasi dari sektor swasta serta mendukung proyek-proyek strategis pemerintah.
Kedua, menitikberatkan investasi pada sektor hijau guna mencapai target pengurangan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030.
Ketiga, meningkatkan daya tarik bagi investasi asing agar memperkuat ekonomi nasional. Terakhir, mendorong pengembangan industri yang berorientasi pada ekspor.
Berbagai proyek disiapkan Pemerintah untuk mencapai strategi untuk mendongkrak pertumbukan ekonomi yang dirangkum dalam tiga pilar utama, yaitu: menarik investasi asing, memperkuat industri dalam negeri, dan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagaimana gambar di bawah ini.
Di sisi lain, penguatan industri dalam negeri melalui pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), hilirisasi sumber daya alam, dan pengembangan proyek strategis, akan menciptakan fondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Selain itu, penguatan UMKM melalui penyediaan akses terhadap teknologi digital, pelatihan, dan dukungan infrastruktur, akan meningkatkan daya saing dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian.
Dengan menerapkan strategi terintegrasi dan berfokus pada pemanfaatan digital solution, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dapat terwujud.
Digitalisasi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi
Di era modern ini, digitalisasi telah menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Terkini Lainnya
- Eksploitasi Terselubung pada Pekerja Gig di Era Digital
- Nasib Siapa Saja yang Bisa Beli BBM Subsidi Kini Ada di Tangan BPS
- Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke Indonesia
- Ciri-ciri Rekening yang Rentan Dipakai untuk Tindak Kriminal Menurut OJK
- AlloFresh Hadirkan 4 Fitur dan Diskon untuk Mudahkan Belanja Online
- Serangan Siber Mengintai, Lindungi Data Perusahaan dengan Penggunaan Peranti yang Tepat
- UMP Sumut 2025 Naik Jadi Rp 2,9 Juta Berlaku 1 Januari
- Pendaftaran Mudik Gratis Nataru Kemenhub Dibuka, Ini Cara Daftarnya
- WeNetwork Dorong Transformasi Kepemimpinan untuk Indonesia Emas
- Pupuk Kaltim Dukung Pelestarian Ekosistem Perairan
- OJK: Penerapan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor Masih Tunggu Peraturan Pemerintah
- Vietnam Turunkan PPN Jadi 8 Persen, Menko Airlangga: Beda Negara, Beda Kebijakan...
- Periode Libur Nataru, Pelabuhan Penyeberangan Terapkan Skema Khusus
- OJK Sebut PPN 12 Persen Bakal Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
- Nikmati Gaya Hidup Lebih Mudah, Ini Cara Apply Kartu Kredit Online lewat myBCA
- Kemasan Polos Ancam Industri Rokok Elektronik, Kadin Jakarta: Kemenkes Perlu Kaji Ulang
- Kemenkes Edukasi Pentingnya Jaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
- Program Makan Bergizi Gratis dan Penguatan Ekonomi Kerakyatan
- Dukung "Green Logistics," KAI Logistik Ajak Pelaku Usaha Manfaatkan Moda Kereta Api
- Astra Life Membukukan Total Aset Rp 8,1 Triliun pada Kuartal III 2024