IHSG Awal Sesi Mencoba Bangkit, Rupiah Masih Lesu

JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (29/10/2024). Sementara, mata uang garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.14 WIB, IHSG bergerak di posisi 7.639,38 atau tumbuh 4,75 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.634.63.
Sebanyak 219 saham melaju di zona hijau dan 179 saham di zona merah. Sedangkan 198 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,07 triliun dengan volume 2,07 juta saham.
Baca juga: IHSG Turun di Awal Pekan, NIlai Tukar Rupiah Tembus 15.700
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Jepang sedang mengalami ketidakstabilan politik pertama sejak 2009 karena adanya perpecahan dalam dua blok yang membentuk pemerintahan.
Sementara dari dalam negeri, Menteri Luar Negeri Sugiono menjadi sorotan publik setelah menyatakan, Indonesia akan bergabung dengan aliansi BRICS yang terdiri dari negarai seperti Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan pada forum BRICS Plus Summit di Kazan, Rusia.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.560–7.675," kata dia dalam analisisnya, Selasa (29/10/2024).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG akan membuka peluang untuk melanjutkan fase koreksi menuju level 7.501. Itu terjadi ketika penutupan hariannya berada di bawah support Fibonacci terdekat di level 7.585.
Berdasarkan skenario terbaiknya, IHSG saat ini sedang membentuk koreksi jangka pendek wave (ii) dari [v].
"Level support IHSG berada di 7.585, 7.501, dan 7.449, sementara level resistennya di 7.752, 7.810, 7850, dan 7.906. Berdasarkan indikator, MACD menunjukkan kondisi netral," terang dia.
Sementara itu, bursa kawasan Asia bergerak bervariasi, dengan penurunan Strait Times 0,34 persen (12,06 poin) ke level 3.572,02, Shanghai Composite turun 0,24 persen (7,84 poin) di level 3.314,35.
Sementara, Nikkei 225 tumbuh 0,64 persen (246,30 poin) ke level 38.851,80, dan Hang Seng tumbuh 0,59 persen (120,75 poin) ke level 20.720,10.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.42 WIB rupiah berada pada level Rp 15.745,5 per dollar AS atau melemah 21,5 poin (0,14 persen) dibanding penutupan pekan lalu Rp 15.724 per dollar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyampikan, pagi ini indeks dollar AS masih di atas level 104 yang artinya dollar AS masih relatif kuat dibandingkan nilai tukar lainnya.
Sampai saat ini, belum ada data baru yang dirilis kemarin. Pasar masih menunggu kelanjutan situasi di Timur Tengah pasca Israel menyerang Iran dan negara lainnya. Potensi ekskalasi ketegangan masih terbuka.
Selain itu, ia menjelaskan, pasar juga masih mengantisipasi kemenangan Trump di pemilihan umum (pemilu) Presiden AS pekan depan. Trump bisa kembali memicu perang dagang dan memberikan sentimen negatif ke perekonomian global, sehingga dollar pun menjadi alternatif aset aman.
Di sisi lain, pasar masih menunggu serangkaian data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini. Data ini bisa menjadi indikator kesehatan ekonomi AS. Data yang lebih positif bisa mendorong penguatan dollar AS lagi karena mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS.
"Potensi pelemahan ke arah 15.760 dengan potensi support di sekitar 15.670 hari ini," terang dia.
Baca juga: IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Terkini Lainnya
- Kebijakan Tarif Baja dan Alumunium dari Trump Bisa Pengaruhi Ekonomi Global
- Menakar Potensi dan Tantangan Pengembangan Web3 di Indonesia
- DPR dan Pertamina Tinjau Distribusi Elpiji 3 Kg: Pasokan Aman, Tak Perlu "Panic Buying"
- Hadapi Tren Koreksi IHSG, Bos BEI: "It's Time to Buy"
- Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, PLN Dapatkan Dukungan Hibah 6,5 Juta Euro
- OJK Sebut Total Kerugian Dana Korban "Scam" Rp 700,2 Miliar
- Pertamina Hulu Energi Temukan Cadangan Eksplorasi Terbesar dalam 15 Tahun
- 5 Dukungan OJK dalam Program 3 Juta Rumah, Termasuk Perluas Akses KPR
- Lowongan kerja BUMN Surveyor Indonesia untuk Lulusan D3, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK: Dua Bank Syariah Baru akan Hadir Tahun Ini, Selevel BSI
- Profil Tri Winarno, Dirjen Minerba yang Jadi Plh Dirjen Migas
- Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025
- KKP Janji Awasi Pembongkaran Pagar Laut Bekasi sampai Tuntas
- Studi KPBB: Mayoritas Truk Pengangkut Galon Guna Ulang Melanggar Batas Muatan
- 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2025, Ada Garuda Indonesia
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Simak Detail Harga Terbaru Selasa 29 Oktober 2024
- GOTO Masuk 45 Saham "Pre-Opening" Jelang Rilis Lapkeu, Apa Dampaknya?
- Swasembada Pangan Saja Tidak Cukup
- IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
- Wall Street Menguat, Ini Penopangnya