Urgensi Penyelamatan Sritex
PT SRI Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terkemuka Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai pemain besar di sektor manufaktur tekstil dan produk tekstil, saat ini menghadapi badai finansial yang mengancam keberlangsungan hidupnya.
Di tengah situasi ekonomi global yang semakin kompleks, banyak pertanyaan: mengapa perlu ada upaya penyelamatan untuk Sritex, dan mengapa pemerintah perlu turun tangan?
Pertanyaan ini tentu tidak bisa dijawab secara sederhana, sebab terdapat berbagai aspek mendalam yang menunjukkan betapa strategisnya posisi Sritex bagi perekonomian Indonesia, serta ancaman serius yang dapat terjadi apabila perusahaan ini sampai tumbang.
Pertama, perlu dipahami bahwa urgensi penyelamatan Sritex bukan sekadar soal menyelamatkan perusahaan swasta yang kesulitan finansial.
Namun lebih dari itu: penyelamatan ini berkaitan erat dengan keberlanjutan sektor tekstil nasional, yang selama ini menyerap jutaan tenaga kerja dan menjadi bagian penting dari ekspor nonmigas Indonesia.
Sritex memiliki lebih dari 50.000 tenaga kerja yang tersebar di berbagai bagian produksi, dari hulu hingga hilir. Apabila Sritex kolaps, bukan hanya pekerja di perusahaan tersebut yang terdampak, tapi juga keluarga mereka dan sektor pendukung yang selama ini terhubung dengan aktivitas produksi dan distribusi Sritex.
Lebih jauh lagi, sektor tekstil merupakan salah satu sektor padat karya yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat menengah ke bawah di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri tekstil di Indonesia menyerap sekitar 3 juta pekerja langsung, dan jumlah ini belum termasuk mereka yang bekerja di sektor informal atau sebagai pemasok material dasar dan barang penunjang lainnya.
Sritex, sebagai pemain utama dalam sektor ini, berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Kehadiran Sritex memungkinkan Indonesia mempertahankan stabilitas ekonomi dalam negeri sekaligus berkontribusi dalam pasar global melalui ekspor produk tekstil bernilai tinggi.
Pemerintah perlu menyadari bahwa penurunan kinerja sektor tekstil akan berdampak luas, bukan hanya bagi industri itu sendiri, tetapi juga pada stabilitas sosial dan ekonomi secara nasional.
Bila Sritex tidak diselamatkan, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang PHK besar-besaran, yang bisa memicu keresahan sosial serta meningkatkan angka pengangguran secara signifikan.
Dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian ini, lonjakan pengangguran akan menambah beban anggaran negara, meningkatkan kemiskinan, dan memperberat usaha pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Alasan lain yang mendasari perlunya intervensi pemerintah adalah dampak positif yang bisa terus diberikan Sritex bagi Indonesia dalam konteks hubungan internasional dan peran sebagai pemasok kebutuhan dalam negeri.
Perusahaan ini bukan sekadar produsen tekstil untuk pasar komersial, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam penyediaan pakaian militer untuk TNI, Polri, serta seragam untuk aparatur sipil negara.
Terkini Lainnya
- LRT Jabodebek Komitmen Terapkan K3, Ini yang Dilakukan
- Cara Cek Saldo Rekening BRI via WhatsApp
- Direktur Bank OCBC NISP Joseph Chan Fook Onn Mengundurkan Diri
- VKTR Operasikan 20 Bus Listrik dengan TKDN 40 Persen untuk TransJakarta
- Adopsi Teknologi Blockchain UMKM
- Pertamina International Shipping Buka Peluang Bisnis Muatan "Green Cargo" Pada 2025
- Saham DGWG Naik 15,65 Persen pada Hari Pertama Melantai di Bursa
- BRI Raup Rp 1,6 Triliun dari Transaksi AgenBRILink Sepanjang 2024
- Pelindo Layani 1,9 Juta Penumpang dan 130.000 Kendaraan Selama Libur Nataru
- Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- 3 Manfaat Asuransi Jiwa yang Jarang Diketahui Orang
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- Emiten Milik Aguan CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Simak Detail Harga Terbaru Selasa 29 Oktober 2024
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 29 Oktober 2024
- Bahan Pokok Selasa 29 Oktober 2024, Harga Bawang Putih Bonggol Naik, Daging Sapi Turun Lagi
- GOTO Masuk 45 Saham "Pre-Opening" Jelang Rilis Lapkeu, Apa Dampaknya?
- Pemerintah Kantongi Rp 19,35 Triliun dari ORI026, Milenial Paling Banyak yang Beli