pattonfanatic.com

Urgensi Penyelamatan Sritex

Buruh mengendarai sepeda keluar dari pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2024). Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang menyatakan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dinyatakan pailit, hal tersebut tercantum dalam putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Semarang.
Lihat Foto

PT SRI Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terkemuka Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai pemain besar di sektor manufaktur tekstil dan produk tekstil, saat ini menghadapi badai finansial yang mengancam keberlangsungan hidupnya.

Di tengah situasi ekonomi global yang semakin kompleks, banyak pertanyaan: mengapa perlu ada upaya penyelamatan untuk Sritex, dan mengapa pemerintah perlu turun tangan?

Pertanyaan ini tentu tidak bisa dijawab secara sederhana, sebab terdapat berbagai aspek mendalam yang menunjukkan betapa strategisnya posisi Sritex bagi perekonomian Indonesia, serta ancaman serius yang dapat terjadi apabila perusahaan ini sampai tumbang.

Pertama, perlu dipahami bahwa urgensi penyelamatan Sritex bukan sekadar soal menyelamatkan perusahaan swasta yang kesulitan finansial.

Namun lebih dari itu: penyelamatan ini berkaitan erat dengan keberlanjutan sektor tekstil nasional, yang selama ini menyerap jutaan tenaga kerja dan menjadi bagian penting dari ekspor nonmigas Indonesia.

Sritex memiliki lebih dari 50.000 tenaga kerja yang tersebar di berbagai bagian produksi, dari hulu hingga hilir. Apabila Sritex kolaps, bukan hanya pekerja di perusahaan tersebut yang terdampak, tapi juga keluarga mereka dan sektor pendukung yang selama ini terhubung dengan aktivitas produksi dan distribusi Sritex.

Lebih jauh lagi, sektor tekstil merupakan salah satu sektor padat karya yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat menengah ke bawah di Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri tekstil di Indonesia menyerap sekitar 3 juta pekerja langsung, dan jumlah ini belum termasuk mereka yang bekerja di sektor informal atau sebagai pemasok material dasar dan barang penunjang lainnya.

Sritex, sebagai pemain utama dalam sektor ini, berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Kehadiran Sritex memungkinkan Indonesia mempertahankan stabilitas ekonomi dalam negeri sekaligus berkontribusi dalam pasar global melalui ekspor produk tekstil bernilai tinggi.

Pemerintah perlu menyadari bahwa penurunan kinerja sektor tekstil akan berdampak luas, bukan hanya bagi industri itu sendiri, tetapi juga pada stabilitas sosial dan ekonomi secara nasional.

Bila Sritex tidak diselamatkan, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang PHK besar-besaran, yang bisa memicu keresahan sosial serta meningkatkan angka pengangguran secara signifikan.

Dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian ini, lonjakan pengangguran akan menambah beban anggaran negara, meningkatkan kemiskinan, dan memperberat usaha pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Alasan lain yang mendasari perlunya intervensi pemerintah adalah dampak positif yang bisa terus diberikan Sritex bagi Indonesia dalam konteks hubungan internasional dan peran sebagai pemasok kebutuhan dalam negeri.

Perusahaan ini bukan sekadar produsen tekstil untuk pasar komersial, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam penyediaan pakaian militer untuk TNI, Polri, serta seragam untuk aparatur sipil negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat