pattonfanatic.com

Mengenal Bioavtur, Bahan Bakar Penerbangan Ramah Lingkungan

Ilustrasi pesawat terbang bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati, bahan bakar bioavtur. Apa itu bioavtur. Bioavtur Green Avtur Pertamina. Pertamina SAF.
Lihat Foto

- Semakin meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim yang terjadi, Bioavtur atau disebut sebagai Green Avtur muncul sebagai solusi potensial untuk mengurangi jejak karbon di sektor penerbangan.

Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) memainkan peran penting dalam transisi energi hijau ramah lingkungan. Hal ini diwujudkan dengan adanya inovasi produk energi hijau salah satunya Bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Bioavtur menawarkan alternatif menjanjikan sebagai bahan bakar pesawat terbang, yang diharapkan dapat menjadi solusi utama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tidak hanya memanfaatkan sumber daya biomassa terbarukan, Bioavtur juga mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Baca juga: Daftar Harga BBM di SPBU Seluruh Indonesia Berlaku Oktober 2024

Apa itu Bioavtur?

Dilansir dari laman resmi Pertamina, Pertamina SAF atau Bioavtur adalah bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formulanya. Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat yang dibuat dari campuran avtur dan kelapa sawit 2,4 persen.

Proses produksinya melibatkan konversi bahan baku menjadi molekul bahan bakar yang mirip dengan avtur konvensional, sehingga bisa digunakan dalam mesin pesawat tanpa modifikasi besar.

Bioavtur dibuat dari bahan baku minyak inti kelapa sawit, yang telah melalui proses refined, bleached, and deodorized (RBD). Aspek pemanfaatan komponen minyak sawit dapat mendorong perkembangan industri dan ekonomi di dalam negeri.

Baca juga: Catat, Ini Harga BBM Terbaru di SPBU Se-Indonesia pada September 2024

Keunggulan Bioavtur

Dikutip dari laman resmi Pertamina, avtur ramah lingkungan memiliki keunggulan utama pada pengurangan emisi karbon. Bioavtur bisa mengurangi emisi karbon hingga 80 persen dibandingkan avtur konvensional.

Hal ini tentunya membantu mengurangi dampak lingkungan industri penerbangan, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca.

Sejauh ini, produk Bioavtur diproduksi di kilang minyak PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Proyek Strategis Nasional (PSN) Green Refinery Cilacap termasuk program unggulan energi transisi, dalam mewujudkan target pemerintah untuk bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen pada tahun 2024.

"Proyek green refinery ini akan berdampak positif mendukung program bauran energi pemerintah, serta tercapainya pengurangan emisi menuju Net Zero Emmision," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan resmi pada 10 Juli 2024.

Baca juga: Mengenal Perbedaan BBM Subsidi dan non-Subsidi

Pertamina Patra Niaga menyalurkan produk bahan bakar bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke maskapai nasional Citilink.Dok. Pertamina Patra Niaga Pertamina Patra Niaga menyalurkan produk bahan bakar bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke maskapai nasional Citilink.
Perjalanan produksi Bioavtur

Pertamina RU IV Cilacap resmi melakukan uji coba produksi Biavtur atau Green Avtur pada akhir Desember 2020.

Uji coba dilakukan untuk memastikan kualitas Bioavtur, dengan co-processing injeksi 3 persen minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses, sehingga hilang getah, impurities, dan baunya.

Pada 27 Oktober 2023, Garuda Indonesia melayani penerbangan komersil perdana memakai bahan bakar ramah lingkungan Green Avtur, dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang menuju Bandara Adi Soemarmo Solo, dan kembali ke Jakarta.

Baca juga: Daftar Harga BBM di SPBU Seluruh Indonesia Berlaku September 2024

Dalam konteks pengembangan Bioavtur di Tanah Air, inisiasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) telah dimulai sejak tahun 2010 melalui Research and Technology Innovation Pertamina, dengan riset pengembangan produk dan katalis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat