Membaca Arah Kebijakan Swasembada Pangan dan Energi
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen mencapai swasembada di sektor pangan dan energi sebagai strategi utama menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam pidato inaugurasi di Gedung Nusantara, Jakarta, pada 20 Oktober 2024, ia menekankan ketahanan pangan dan kemandirian energi adalah faktor kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional serta menghadapi ketidakpastian global yang meningkat, termasuk dalam hal perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, dan ketegangan geopolitik.
Presiden Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa dalam 4-5 tahun ke depan, Indonesia akan mampu mencapai swasembada pangan. Bahkan, negara ini siap bertransformasi menjadi salah satu pemasok utama pangan global.
Hal ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan domestik, mengurangi ketergantungan impor, serta memperkuat sektor pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pangan nasional.
Dengan kebijakan tepat, Indonesia diharapkan dapat berperan sebagai pemain kunci dalam perdagangan pangan internasional.
Presiden menyampaikan Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Komoditas seperti kelapa sawit dapat diolah menjadi bahan bakar seperti solar dan bensin, sementara tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, dan jagung berpotensi menjadi bahan baku energi alternatif.
Pemanfaatan sumber daya ini dapat mendukung diversifikasi energi, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, dan memperkuat kemandirian energi nasional, sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi sektor pertanian dan industri hilir.
Pada awal masa pemerintahan Jokowi, terdapat komitmen untuk mencapai swasembada pangan.
Namun, realitasnya menunjukkan bahwa upaya tersebut tidak berhasil, dengan lonjakan impor pangan selama dekade terakhir yang hampir dua kali lipat, meningkat dari 10,1 miliar dollar AS pada 2013 menjadi 18,8 miliar dollar AS pada 2023.
Kondisi ini menyoroti tantangan dalam mencapai ketahanan pangan, di mana ketergantungan pada impor semakin meningkat, yang berpotensi mengganggu keseimbangan neraca perdagangan dan memperburuk defisit perdagangan, serta menghambat potensi pemanfaatan sumber daya alam domestik secara optimal.
Tantangan swasembada
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mencatat peningkatan cukup signifikan dalam impor pangan, yang mengindikasikan adanya tantangan struktural dalam sektor pertanian domestik.
Pada 2023, total nilai impor pangan mencapai sekitar Rp 107,67 triliun (sekitar 18,76 miliar dollar AS), mencakup berbagai komoditas utama seperti beras, gula, dan daging sapi.
Hal ini menunjukkan ketergantungan Indonesia pada pasokan pangan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik, yang berpotensi berdampak pada neraca perdagangan serta stabilitas harga di pasar dalam negeri.
Proyek food estate belum menunjukkan hasil optimal di era pemerintahan sebelumnya. Meskipun terdapat beberapa pencapaian dalam peningkatan produktivitas, proyek ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti hasil produksi yang belum konsisten memenuhi target yang direncanakan.
Terkini Lainnya
- Dorong Kemandirian Ekonomi Umat, DMI Gandeng UMKM
- Cara Top Up DANA dari BCA dan Biayanya
- Manajemen PIK 2 Buka Suara soal Pagar Bambu Misterius di Laut
- Rincian Biaya Ganti Kartu Debit ATM BCA Terbaru Tahun 2025
- ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik lewat Reverse Vending Machine
- Dukung Gerakan Satu Juta Pohon, KAI Logistik Tanam 1.200 Pohon di Wilayah Operasional
- Tutup Layanan Marketplace, Bukalapak Bisa Makin Untung?
- Cara Beli Tiket Proliga 2025 di PLN Mobile
- Simak, Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu Menurut Kemenaker
- Bukalapak Tutup Layanan Produk Fisik, Mendag Bilang Begini
- Gaji UMR Bojonegoro 2025 dan Daerah Lain di Seluruh Jatim
- 22 Persen Pekerjaan Saat Ini Akan Terdisrupsi oleh AI
- Gaji UMR Magetan 2025 dan Kenaikannya 5 Tahun Terakhir
- KAI Bakal Rilis Gapeka 2025, Waktu Perjalanan Kereta Makin Singkat
- Budi Arie Sebut Anggaran Makan Bergizi Gratis Akan Ditingkatkan
- Manajemen PIK 2 Buka Suara soal Pagar Bambu Misterius di Laut
- Kemenperin Minta Tokopedia dan TikTok Turunkan "Seller" yang Jual iPhone 16
- BRI Raup Laba Bersih Rp 45,36 Triliun sampai September 2024
- Wamenperin: Pasar Kosmetik Indonesia Terus Tumbuh, Harus Dimanfaatkan Pelaku Usaha
- Kurs Rupiah Hari Ini di BNI sampai CIMB Niaga
- IHSG Turun di Awal Sesi, Rupiah Menguat di Pasar Spot