Strategi Investasi untuk Pemula: Tips Praktis
JAKARTA, - Investasi adalah aktivitas penanaman modal atau aset dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk berinvestasi, seperti membeli saham, obligasi, reksadana, deposito, atau bahkan real estat.
Berinvestasi bukan hanya soal menambah kekayaan, tetapi juga merupakan cara penting untuk menjaga nilai aset dari inflasi dan mengamankan masa depan finansial yang lebih stabil.
Baca juga: OIKN Sebut Presiden Prabowo Bakal Lakukan Groundbreaking di IKN Tahun Ini
Untuk memastikan investasi berhasil, ada beberapa langkah kunci yang perlu diperhatikan.
Dilansir dari pemberitaan dan sumber lainnya, berikut adalah beberapa tips untuk memulai investasi bagi pemula agar investasi berjalan dengan optimal.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Langkah awal dalam berinvestasi adalah menentukan tujuan yang jelas.
Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda, seperti menyiapkan dana pendidikan, membeli rumah, menyiapkan dana darurat, atau mempersiapkan dana pensiun.
Tujuan yang jelas membantu Anda menentukan strategi investasi yang sesuai, memotivasi untuk tetap konsisten, dan memastikan investasi Anda berada di jalur yang benar.
Baca juga: Wacana Pajak Ekonomi Bawah Tanah: Solusi atau Masalah?
2. Pahami Jenis Investasi Berdasarkan Jangka Waktu
Investasi dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Setiap pilihan jangka waktu ini memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda:
Investasi Jangka Pendek (1-3 tahun): Cocok untuk pemula karena umumnya memiliki risiko lebih rendah.
Beberapa contohnya adalah deposito atau reksadana pasar uang yang bisa digunakan untuk tujuan jangka pendek, seperti membeli gadget atau melakukan perjalanan wisata.
Investasi Jangka Menengah (3-5 tahun): Direkomendasikan untuk tujuan yang membutuhkan waktu persiapan lebih lama, seperti dana pernikahan atau uang muka rumah.
Investasi Jangka Panjang (>5 tahun): Cocok bagi yang ingin merencanakan dana pensiun, pendidikan anak, atau tujuan besar lainnya.
Umumnya, investasi dalam jangka waktu ini memiliki risiko dan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham atau reksadana saham.
Baca juga: OIKN Akan Berkantor di IKN Akhir Desember
3. Ukur Kemampuan Finansial Anda
Setelah mengetahui tujuan dan jangka waktu investasi, Anda perlu mengukur kemampuan finansial untuk mengetahui seberapa besar dana yang bisa diinvestasikan secara rutin.
Terkini Lainnya
- Profil Simon Aloysius Mantiri, dari TKN Prabowo-Gibran hingga Jadi Dirut Pertamina
- KA BIAS Solo-Madiun Beroperasi, Harga Tiket Dijual Mulai Rp 7.000
- Bappebti Izinkan Badan Usaha dan Hukum Berinvestasi di Kripto, Ini Tanggapan Indodax
- Bank Aladin Syariah Perkuat Sinergi dengan BPKH, Promosi Ibadah Haji untuk Anak Muda
- Super Air Jet Buka Rute Penerbangan Langsung Makassar-Wakatobi
- Menperin: Pintu Masuk Barang Impor Segera Pindah ke Sorong, Bitung, dan Kupang
- Laba BCA Digital Naik 6 Kali Lipat hingga September 2024
- Gencarkan Digitalisasi, Bank Mandiri Sabet Gelar "The Strongest Bank in Indonesia 2024"
- Didorong Kenaikan Harga Kelapa Sawit, STAA Cetak Laba Rp 945,9 Miliar
- Mentan Ungkap 2 Pesan Prabowo soal Program Cetak Sawah di Merauke
- Menperin: Pintu Masuk Barang Impor Segera Pindah ke Sorong, Bitung, dan Kupang
- Susunan Direksi dan Komisaris Pertamina, Iwan Bule Jadi Komisaris Utama
- Simon Aloysius Mantiri Diangkat Jadi Dirut Pertamina Gantikan Nicke Widyawati
- Jadwal Seleksi PPPK Kemenag Tahun 2024
- Kurs Rupiah Hari Ini di BRI sampai CIMB Niaga
- Profil Simon Aloysius Mantiri, dari TKN Prabowo-Gibran hingga Jadi Dirut Pertamina
- Memahami Profil Risiko untuk Keputusan Investasi yang Tepat
- Pengembangan Jargas Butuh Gotong Royong
- OIKN Sebut Presiden Prabowo Bakal Lakukan "Groundbreaking" di IKN Tahun Ini
- PT PPI Buka Suara soal Korupsi Impor Gula yang Libatkan Tom Lembong
- OIKN Akan Berkantor di IKN Akhir Desember