Produk Derivatif Baru di BEI, Peluang Lindung Nilai bagi Investor
JAKARTA, – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berinovasi dengan mengembangkan ragam produk derivatif yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana hedging atau lindung nilai bagi investor.
Setelah sukses melakukan soft launching produk Single Stock Futures (SSF) pada 12 Agustus 2024, BEI kini bersiap meluncurkan grand launching produk tersebut pada pertengahan November 2024.
Single Stock Futures, yang mulai dapat ditransaksikan sejak 22 Juli 2024 oleh PT Binaartha Sekuritas sebagai satu-satunya anggota bursa berizin saat itu, memungkinkan investor melakukan perdagangan kontrak berjangka saham secara individual.
Baca juga: Riset Lazada: 88 Persen Konsumen Beli Produk Berdasarkan Konten dan Rekomendasi AI
Kendati begitu, transaksi produk ini masih belum menunjukkan aktivitas yang signifikan.
Diharapkan dengan diluncurkannya izin kepada PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT Phintraco Sekuritas untuk memperdagangkan SSF mulai 7 November 2024, minat investor terhadap instrumen ini akan meningkat.
BEI juga tengah mempersiapkan produk foreign index futures yang memungkinkan pelaku pasar di Indonesia mengakses pergerakan indeks saham dari pasar global.
Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, melihat kehadiran produk ini sebagai langkah positif yang berpotensi meningkatkan likuiditas pasar modal dalam negeri.
Baca juga: Biodiesel B40 Selesai Diuji, Bahlil Optimistis Program Dimulai 1 Januari 2025
“Produk baru ini dapat memperluas opsi investasi di bursa, sekaligus memberikan peluang kepada investor untuk melindungi portofolio mereka dari fluktuasi pasar,” ujar Budi, Minggu (3/11/2024).
Selain untuk hedging, variasi produk derivatif ini juga memberikan opsi bagi investor yang memiliki profil risiko lebih tinggi, seperti spekulan.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, mengungkapkan bahwa produk derivatif memberikan keleluasaan bagi investor untuk merancang strategi investasi mereka.
Baca juga: Cara Ajukan Sanggah Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 di SSCASN
“Dengan semakin banyaknya pilihan produk derivatif, investor dan traders dapat memanfaatkan produk ini sebagai strategi hedging ketika pasar tengah bergejolak,” jelas Nafan.
Rangkaian inovasi ini mencerminkan upaya BEI untuk meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia, baik bagi investor lokal maupun asing, melalui diversifikasi produk dan strategi yang lebih adaptif terhadap risiko. (Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tri Sulistiowati)
Baca juga: Pemerintah Mau Sulap Rumput Laut Jadi Bioavtur
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Aneka Produk Derivatif, Bisa Jadi Sarana Hedging Bagi Investor
Terkini Lainnya
- Indeks Saham dan Nilai Tukar Mata Uang Korsel Anjlok Imbas Gejolak Politik
- Pertamina Proyeksi Permintaan Bensin Naik 5 Persen Selama Nataru
- Pemudik Nataru dengan Kendaraan Listrik Diproyeksi Naik 2,5 Kali Lipat, PLN Siapkan 2.490 SPKLU
- "Contra Flow" dan "One Way" Diterapkan Selama Nataru, Simak Rinciannya
- KAI Operasikan 56 Kereta Api Tambahan Pada Nataru 2024/2025
- Ini Manfaat Penurunan Harga Tiket Pesawat Menurut Asosiasi Logistik
- IHSG Menguat Tembus Level 7.400, Rupiah Melemah
- Fenomena Makan Tabungan Masih Berlanjut, Tabungan Masyarakat di Bank Turun ke Level Terendah
- Ojol Dapat BBM Subsidi, Pertamina Tunggu Arahan Pemerintah
- Simak, Berikut Kompensasi Keterlambatan yang Menjadi Hak Penumpang Kereta Api
- Menko Airlangga Usulkan BRI dan BSI Jadi Bullion Bank
- Jajaran Direksi Borong Saham MARK
- Cara Membuka Rekening Saham: Langkah Awal Berinvestasi di Pasar Modal
- Menteri Rosan: Tinggal 6 Sektor Industri Indonesia yang Tak Boleh Dimasuki Asing
- Outlook Kebijakan Pajak 2025
- Cara Ajukan Sanggah Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 di SSCASN
- Jadwal KA Priority Terbaru Periode November 2024
- Kadin Akan Lakukan Kajian dan Advokasi untuk Selamatkan Industri Tekstil
- Biodiesel B40 Selesai Diuji, Bahlil Optimistis Program Dimulai 1 Januari 2025
- Komisi V DPR dan Wamenhub Tinjau Kesiapan Pelayanan Penyeberangan ASDP Jelang Libur Nataru 2025