Mendag: Indonesia Pasarnya Besar, Jangan Sampai Banyak Diisi Barang-barang Asing
JAKARTA, - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memiliki tiga program prioritas di Kementerian Perdagangan.
Tiga program itu ia ungkapkan dalam acara ‘High Level Policy Dialogue Action on Climate and Trade’ di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2024).
Pertama, Mendag Budi ingin mengamankan pasar dalam negeri. Ia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki pasar yang besar.
“Kita itu pasarnya kan besar. Jangan sampai pasar yang besar ini justru banyak diisi oleh barang-barang asing, misalnya. Kita harus punya penguatan pasar dalam negeri,” ujar Budi.
Baca juga: Bantah Bos Sritex dan Kemenperin, Mendag Sebut Permendag 8/2024 Justru Lindungi Industri Tekstil
Budi menekankan bahwa Indonesia harus memiliki daya saing agar pasar dalam negeri bisa terisi produk-produk Indonesia.
Program kedua adalah terkait perluasan pasar ekspor. Budi ingin memperluas pasar ekspor Indonesia ke negara-negara baru.
“Ke negara-negara yang selama ini mungkin belum banyak tersentuh oleh produk-produk Indonesia, dengan cara memperluas atau memperbanyak perjanjian (perdagangan),” kata Budi.
Program ketiga adalah dengan meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Budi ingin UMKM bisa melakukan ekspor.
“Jadi kita akan mendorong UMKM kita itu, selain mengisi produk dalam negeri, juga harus ekspor ya, kita dorong ekspor,” ujar Budi.
Sebelumnya, Budi menyoroti masih rendahnya produktivitas dan minimnya legalitas UMKM.
Hal itu disampaikan Budi dalam kuliah umum soal Kebijakan Perdagangan Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2024).
Budi menyebutkan beberapa tantangan yang kerap ia temui di lapangan, yaitu produktivitas UMKM yang rendah dan minimnya UMKM yang sudah memiliki sisi legalitas.
“Penciptaan lapangan pekerjaan melalui UMKM memang penting, tetapi peningkatan produktivitas merupakan kunci keberlanjutan bisnis UMKM,” kata Budi, dikutip dari siaran pers Kementerian Perdagangan, Jumat (1/11/2024).
Baca juga: Tak Hanya Era Tom Lembong, Ini Data Impor Gula Mendag Penerusnya
Terkini Lainnya
- Pemudik Nataru dengan Kendaraan Listrik Diproyeksi Naik 2,5 Kali Lipat, PLN Siapkan 2.490 SPKLU
- "Contra Flow" dan "One Way" Diterapkan Selama Nataru, Simak Rinciannya
- KAI Operasikan 56 Kereta Api Tambahan Pada Nataru 2024/2025
- Ini Manfaat Penurunan Harga Tiket Pesawat Menurut Asosiasi Logistik
- IHSG Menguat Tembus Level 7.400, Rupiah Melemah
- Fenomena Makan Tabungan Masih Berlanjut, Tabungan Masyarakat di Bank Turun ke Level Terendah
- Ojol Dapat BBM Subsidi, Pertamina Tunggu Arahan Pemerintah
- Simak, Berikut Kompensasi Keterlambatan yang Menjadi Hak Penumpang Kereta Api
- Menko Airlangga Usulkan BRI dan BSI Jadi Bullion Bank
- Jajaran Direksi Borong Saham MARK
- Cara Membuka Rekening Saham: Langkah Awal Berinvestasi di Pasar Modal
- Menteri Rosan: Tinggal 6 Sektor Industri Indonesia yang Tak Boleh Dimasuki Asing
- Outlook Kebijakan Pajak 2025
- Cukup Daftar lewat Aplikasi, QRIS Kini Bisa Langsung Digunakan di Hari yang Sama
- Pemerintah Tak Impor 4 Komoditas pada 2025, Ada Beras hingga Garam
- Tunjuk Iwan Bule Jadi Komut Pertamina, Ini Alasan Erick Thohir
- Perjalanan Carramica Sulap Keramik Sisa Ekspor Jadi Hamper Premium
- Soal UMP, Serikat Pekerja: Pemerintah Jangan Main-main dengan Konstitusi
- Indonesia Impor 86.360 Ton Anggur, Barantin Pastikan Sudah Diuji Sampel
- IHSG Ditutup Turun 0,34 Persen, Rupiah Melemah