pattonfanatic.com

Andalkan Ekosistem, Penyaluran Pinjaman Fintech GOTO Melonjak Tiga Kali Lipat

Ilustrasi GoTo.
Lihat Foto

JAKARTA, - Unit bisnis Financial Technology (Fintech) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang dijalankan melalui GoTo Financial (GTF) membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan bahkan melampaui kinerja industri.

Hingga September 2024, nilai penyaluran pinjaman konsumen fintech GOTO yang terdiri dari pinjaman Buy Now Pay Later (BNPL) serta pinjaman tunai mencapai Rp 4,3 triliun atau naik tiga kali lipat dari periode yang sama tahun lalu di Rp 1,4 triliun.

Bisnis pinjaman fintech GOTO ini juga merupakan kolaborasi dengan entitas asosiasinya yaitu PT Bank Jago Tbk (ARTO). Sebanyak 80 pinjaman tersebut didanai oleh Bank Jago.

Sampai dengan periode 9 bulan tahun 2024 ini, pendapatan GOTO dari jasa pinjaman mencapai Rp 1,2 triliun, meningkat pesat nyaris 7x dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178 miliar.

Baca juga: Bos GoTo Optimistis Bisnis Fintech GOTO Capai Adjusted EBITDA Positif 1 Tahun Lebih Cepat

“Peningkatan dari sisi pendapatan sejalan dengan loan outstanding yang tumbuh signifikan. Memang secara size masih relatif kecil. Namun yang menarik adalah ketika GOTO menggenjot segmen fintech lending-nya kualitas portofolio pinjaman tetap baik tercermin dari NPL yang rendah dan stabil,” kata Gani, Analis Ciptadana Sekuritas dalam keterangan, Rabu (6/11/2024).

Gani menjelaskan, pada kuartal I-2024, nilai penyaluran pinjaman konsumen GOTO masih senilai Rp 2,7 triliun dan dengan rasio kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) yang rendah yaitu di kisaran 1,3 persen.

“Kalau selang dua kuartal saja nilai outstanding pinjaman tumbuh 59 persen tetapi NPL tetap stabil dan rendah ini merupakan kinerja yang positif. Bahkan dengan NPL tetap stabil di kisaran 1 persen, ini lebih rendah dari rasio kredit macet di perbankan maupun di industri fintech di kisaran 2 persen," sebutnya.

Dalam mengelola bisnis pinjaman GOTO memanfaatkan ekosistem yang dimiliki. Dari total Rp 4,3 triliun nilai pinjaman konsumen yang tersalurkan, sebanyak 45 persen bersumber dari pengguna Tokopedia-Shop Tokopedia, 40 persen berasal dari pengguna aplikasi Gojek dan 15 persen sisanya dari pengguna aplikasi GoPay.

Data menunjukkan bahwa 1 dari 7 pengguna GoPay maupun Gojek yang bertransaksi dalam 12 bulan terakhir mengajukan pinjaman.

“Ini adalah konsep pinjaman berbasiskan ekosistem. GOTO memiliki pengguna yang terus bertumbuh dan aktif bertransaksi di platform. Data ini bisa digunakan untuk membuat model credit scoring sehingga pengguna yang layak diberi kredit dapat di cross sell dengan produk lending, tanpa perlu biaya akuisisi karena sudah di-cover di layanan On-Demand Services,” Kata Gani.

Melihat penetrasi yang masih rendah dan pengguna yang terus tumbuh, Gani optimistis bahwa bisnis fintech lending GOTO memiliki ruang pertumbuhan dan skala ekonomi yang besar. Apalagi manajemen Goto memperkirakan nilai pinjaman konsumen yang disalurkan dapat meningkat dua kali lipat dibanding September 2024 pada akhir tahun depan. Dari sisi profitabilitas disebut akan terdongkrak dan risiko kredit tetap terjaga.

GOTO selain mempertahankan pedoman untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun 2024 juga memberikan pedoman untuk bisnis fintech lending diharapkan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2024.

Baca juga: Awas Jebakan Badman, Penipuan Digital yang Mengintai Pengguna Fintech

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat