pattonfanatic.com

Indonesia Berpotensi Menjadi Produsen Nikel Terbesar Dunia dalam 10 Tahun Mendatang

CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet dalam sebuah pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, – CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet, mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia akan menjadi produsen nikel terbesar di dunia dalam satu dekade ke depan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan signifikan dalam produksi nikel Indonesia beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data Eramet pada 2023, Indonesia telah memasok 55 persen dari total produksi nikel global.

“Kami sangat percaya bahwa Indonesia akan terus menjadi pusat produksi nikel global dalam 10 tahun ke depan. Sebanyak 70 persen dari produksi nikel dunia nantinya akan berasal dari Indonesia,” ujar Jérôme, dikutip dari siaran pers Rabu (6/11/2024). 

Baca juga: Sederet Serangan Tom Lembong ke Pemerintah, dari IKN sampai Nikel

Tantangan Pasokan Bijih Nikel

Eramet, melalui perusahaan patungan Weda Bay Nickel dengan Tsingshan, mengalami peningkatan pesat. Pada 2024, produksi Weda Bay diproyeksikan mencapai 32 juta ton, sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

Jérôme menjelaskan bahwa meski kapasitas produksi meningkat, Indonesia saat ini menghadapi kekurangan pasokan bijih nikel.

“Pasar nikel Indonesia saat ini mengalami ketegangan pasokan bijih, meskipun pasar nikel global sebenarnya masih memiliki kelebihan pasokan produk jadi. Namun, kelebihan ini kecil, sekitar 60.000 ton atau setara konsumsi satu minggu,” katanya.

Menurut Statistik Indonesia, impor bijih nikel dari Filipina mencapai sekitar 7 juta ton pada sepuluh bulan pertama 2024, meningkat signifikan dari 374.454 ton pada 2023.

Sekitar 60 persen impor tersebut ditujukan ke pelabuhan Weda Bay, mencerminkan meningkatnya kebutuhan industri nikel dalam negeri.

Baca juga: Angkat Hilirisasi Nikel, Bahlil Lahadalia Dapat Gelar Doktor di UI

Masa Depan Industri Nikel RI Masih Cerah 

Jérôme menambahkan bahwa Eramet optimis terhadap masa depan industri nikel Indonesia. Eramet menargetkan peningkatan produksi hingga 60-65 juta ton per tahun pada jangka menengah, sejalan dengan potensi sumber daya alam Indonesia yang besar.

"Dengan sokongan sumber daya yang melimpah, kami berkomitmen menjaga keseimbangan pasokan dan tidak akan memproduksi lebih dari kebutuhan pasar," jelasnya.

Eramet juga menekankan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.

"Indonesia merupakan prioritas utama bagi Eramet. Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan industri nikel global dan berkontribusi pada ekonomi Indonesia. Untuk itu, kami membangun kemitraan strategis dengan perusahaan, baik dari Eropa maupun lokal, guna mendukung pertumbuhan industri nikel di Indonesia," ungkap Jérôme.

Baca juga: Jokowi Sebut Selama 8 Tahun Smelter Nikel Cs Hasilkan Rp 158 Triliun

Tentang Eramet dan Eramet Indonesia

Sebagai informasi, Eramet adalah perusahaan pertambangan global yang berbasis di Prancis, mengelola berbagai sumber daya mineral seperti mangan, nikel, dan litium untuk mendukung pertumbuhan industri berkelanjutan.

Sejak 17 tahun lalu, Eramet aktif di Indonesia, khususnya di sektor eksplorasi nikel di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat