pattonfanatic.com

BI Proyeksi Suku Bunga The Fed Turun Jadi 3,5 Persen Pada 2025

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate bakal turun bertahap ke level 3,5 persen pada 2025.

Adapun saat ini Fed Fund Rate berada di level 4,75 persen-5 persen setelah bank sentral AS (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) atau 0,5 persen pada 19 September lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meski sempat tidak ada kepastian arah kebijakan suku bunga pada negara-negara maju, namun BI melihat pada Kuartal II 2024 sejumlah bank sentral termasuk The Fed telah menurunkan suku bunga acuannya.

"Kita perkirakan juga akan menurun, Fed Fund Rate pada 2023 sebesar 5,5 persen dan tahun ini kami perkirakan turun menjadi 4,5 persen dan tahun depan 3,5 persen," ujar Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (7/11/2024).

Baca juga: BI dan The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga hingga Akhir Tahun

Menurutnya, tren penurunan suku bunga global itu sebagai respons atas perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi akan stagnan di level 3,2 persen pada tahun depan.

Kemudian juga karena adanya inflasi yang tinggi pasca pandemi Covid-19. Meskipun saat ini tingkat inflasi global berangsur turun menjadi 5,3 persen dan diprediksi bakal turun lagi menjadi 4,4 persen.

Perry mengungkapkan, BI juga mewaspadai penurunan Fed Fund Rate terhadap perekonomian nasional. Sebab, tren penurunan suku bunga global akan dibarengi dengan ketegangan geopolitik yang masih sangat tinggi serta konflik Timur Tengah yang masih berlanjut.

Baca juga: Trump Menang Pilpres AS 2024, BI Prediksi Bakal Berdampak ke Rupiah, Suku Bunga, hingga Perang Dagang


BI juga mengkalkulasi dampak hasil Pemilihan Presiden AS 2024 yang berpotensi menyebabkan mata uang rupiah melemah, Fed Fund Rate tetap tinggi, dan perlanjutan perang dagang.

"Dinamika ini yang kemudian berdampak kepada seluruh negara khususnya juga emerging market termasuk Indonesia yaitu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, arus modal, bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan," ungkapnya.

" Ini yang kemudian harus kita respons secara hati-hati," imbuhnya.

Untuk itu, BI akan terus berupaya menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan bersinergi bersama pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Baca juga: Sri Mulyani Harap Pemangkasan Suku Bunga The Fed Berdampak Positif ke Perekonomian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat