Teken Kerja Sama dengan Antam, Freeport Targetkan Produksi Emas 4,75 Ton pada 2025
JAKARTA, - Direktur Utama (Dirut) PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, fasilitas pemurnian lumpur anoda atau Precious Metal Refinery (PMR) PTFI diperkirakan bisa melakukan produksi emas pertama pada pekan kedua Desember 2024.
Ia menyebut PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahunnya serta platinum group metals yaitu 30 kilogram platinum, 375 kilogram paladium.
“Produksi emas pertama dari PMR PTFI direncanakan pada minggu ke 2 Desember 2024. Estimasi saat ini hingga akhir tahun 2024 produksi emas sebesar 0,5 ton dan pada kuartal pertama 2025 sebesar 4,75 ton,” ujar Tony saat menghadiri penandatanganan kerja sama antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Jakarta, Kamis (7/11/2024) malam.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Divestasi Saham Freeport Harus Ekstra Hati-hati
Adapun penandatanganan kerja sama pada Senin malam dilakukan Tony Wenas dengan Dirut PT Antam Tbk Nicolas Canter.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, serta Direktur MIND ID Hendi Prio Santoso.
Kerja sama dilakukan untuk jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99 persen.
Tony menegaskan, penandatanganan perjanjian jual beli emas antara Freeport Indonesia dan Antam merupakan komitmen dalam mewujudkan hilirisasi di dalam negeri.
Baca juga: Antam Beli Emas dari Freeport Senilai Rp 200 Triliun
Dalam perjanjian bisnis ini, Antam akan membeli sebanyak 30 ton emas dengan kemurnian 99.99 persen dari PTFI.
Bahan baku emas dari PTFI kemudian akan diolah Antam di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia untuk menjadi produk logam mulia Antam.
Menurut Tony Wenas, nilai kontrak kerja sama yang disetujui PTFI dengan ANTAM sebesar 12,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 200 triliun. Namun, nilai tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan harga emas.
"Kontraknya ini untuk tahap ini lima tahun, kalau dihitung dari jumlah nilainya sekitar 12,5 miliar dollar (AS). Tapi tergantung dari harga emas ini Pak, 12,5 miliar dolar itu sekitar Rp 200 triliun," jelasnya.
Baca juga: Pemerintah Kejar Divestasi 10 Persen Saham Freeport Rampung Awal 2025
Terkini Lainnya
- Zulhas Targetkan RI Tak Impor Garam Industri pada 2027
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Bank Mandiri Genjot KUR untuk Sektor Pangan
- Khawatirkan Tingginya Suku Bunga AS, Ini Antisipasi Pemerintah Indonesia
- Bank Emas Pertama RI Ditarget Beroperasi pada Semester I 2025
- Perkara Fundamental Sebelum Mendirikan Superholding BUMN
- Waspada Modus Penipuan Kartu Fisik DANA, Begini Langkah Aman yang Harus Dilakukan
- Menpan-RB Beri Isyarat CPNS Kembali Digelar pada 2025
- Menpan-RB Ungkap Banyak Oknum ASN Terlibat Judol dan Pinjol
- Cara Tarik Tunai DANA di Indomaret
- Menpan-RB Tunggu Arahan Prabowo soal Pemindahan ASN ke IKN
- 2 Cara Tarik Tunai BCA Tanpa Kartu di Indomaret Modal HP
- Hanggar Baru FL Technics Indonesia di Bali Raih Sertifikasi FAA, Siap Genjot Layanan MRO Internasional
- 2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA di ATM Modal HP Antiribet
- Masa Depan Cerah Investasi Emas: Peluang di Era Ketidakpastian
- Budaya Keselamatan KAI Capai Level Proaktif, Dirut Didiek : Hasil Sinergi Seluruh Elemen
- Bank Sentral AS The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin
- Erick Thohir Sebut Divestasi Saham Freeport Harus Ekstra Hati-hati
- Tiket Kereta Api Natal dan Tahun Baru 2025 Sudah Dijual, Cek Sekarang!
- Cara Tutup Akun Lazada PayLater dan Syaratnya
- Pengusaha Keluhkan Peraturan Ketenagakerjaan Kembali Berubah