The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi, Rupiah "Tekuk" Dollar AS
JAKARTA, - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat di pasar spot pada Jumat (8/11/2024) pagi hari.
Keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis point (bps) pada pertemuan November 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah pada pukul 10.19 WIB berada di level Rp 15.656 per dollar AS, menguat 0,54 persen dari posisi penutupan Kamis (7/11/2024).
15,655.5000
–84.50–0.54%
As of
10:19 PM EST 11/07/24
.
Analis mata uang Lukman Leong mengatakan, apresiasi itu selaras dengan keputusan The Fed memangkas suku bunga acuannya ke kisaran 4,50 - 4,75 persen.
Baca juga: Kurs Rupiah Terbaru Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia
Selain itu, dalam pertemuan yang terjadi pada Kamis (7/11/2024) waktu setempat, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal kebijakan moneter yang lebih dovish.
"The Fed menyatakan inflasi sudah tidak jauh dari target dan tekanan dari sektor tenaga kerja sudah mulai mereda," kata dia, dalam keterangannya, Jumat.
Powell juga menegaskan, kebijakan moneter bank sentral tidak akan terpengaruh oleh Presiden terpilih, Donald Trump. Pernyataan ini pun membuat investor kembali menempatkan dananya di instrumen "berisiko".
"The Fed juga menambahkan apabila pilpres AS tidak akan mempengaruhi kebijakan mereka," ujar Lukman.
Sebagai informasi, The Fed memutuskan untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuannya.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, hal ini merupakan kalibrasi ulang kebijakan yang menunjukkan bahwa bank sentral tidak hanya fokus pada penjinakan inflasi.
“Kalibrasi ulang lebih lanjut terhadap sikap kebijakan kami ini akan membantu menjaga kekuatan ekonomi dan pasar tenaga kerja, serta akan terus memungkinkan kemajuan lebih lanjut dalam inflasi seiring kita bergerak menuju sikap yang lebih netral,” kata Powell, dikutip dari CNBC, Jumat (8/11/2024).
Para pedagang memperkirakan, The Fed kemungkinan akan menyetujui pemangkasan seperempat poin lagi pada Desember lalu berhenti pada bulan Januari karena menilai dampak dari langkah pengetatannya.
Baca juga: Trump Menang Pilpres AS 2024, Rupiah Berpotensi Tembus Rp 16.000
Terkini Lainnya
- Zulhas Targetkan RI Tak Impor Garam Industri pada 2027
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Bank Mandiri Genjot KUR untuk Sektor Pangan
- Khawatirkan Tingginya Suku Bunga AS, Ini Antisipasi Pemerintah Indonesia
- Bank Emas Pertama RI Ditarget Beroperasi pada Semester I 2025
- Perkara Fundamental Sebelum Mendirikan Superholding BUMN
- Waspada Modus Penipuan Kartu Fisik DANA, Begini Langkah Aman yang Harus Dilakukan
- Menpan-RB Beri Isyarat CPNS Kembali Digelar pada 2025
- Menpan-RB Ungkap Banyak Oknum ASN Terlibat Judol dan Pinjol
- Cara Tarik Tunai DANA di Indomaret
- Menpan-RB Tunggu Arahan Prabowo soal Pemindahan ASN ke IKN
- 2 Cara Tarik Tunai BCA Tanpa Kartu di Indomaret Modal HP
- Hanggar Baru FL Technics Indonesia di Bali Raih Sertifikasi FAA, Siap Genjot Layanan MRO Internasional
- 2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA di ATM Modal HP Antiribet
- Masa Depan Cerah Investasi Emas: Peluang di Era Ketidakpastian
- Budaya Keselamatan KAI Capai Level Proaktif, Dirut Didiek : Hasil Sinergi Seluruh Elemen
- Kurs Rupiah Terbaru Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia
- Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 350 Juta untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
- Per Hari Ini, Tarif Tol Solo-Jogja Resmi Berlaku
- IHSG dan Rupiah Kompak Menguat pada Awal Perdagangan
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian Jumat 8 November 2024