Kemendag Sebut "Franchise" Bisa Jadi Solusi bagi Pengusaha yang Baru Memulai Bisnis
TANGERANG, - Direktur Bidang Usaha Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Septo Soepriyatno, menyatakan, bisnis waralaba atau franchise menjadi solusi bagi pengusaha pemula agar bisa berbisnis dengan aman.
Hal itu disampaikan Septo saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran Nasional Roadshow Info Franchise & Business Concept 2024 di ICE BSD Tangerang, Banten, Jumat (8/11/2024).
Septo menjelaskan, untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dukungan terhadap pertumbuhan kewirausahaan perlu ditingkatkan.
Baca juga: Menakar Potensi Bisnis Waralaba Makanan Asli Indonesia
Pemerintah sendiri menargetkan peningkatan rasio kewirausahaan nasional mencapai 4 persen pada tahun 2024.
"Di mana pada saat ini baru mencapai 3,4 persen. Membangun kemitraan usaha lokal melalui waralaba adalah salah satu strategi penting dalam mencapai target tersebut," ujar Septo.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2024, mencatat tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,82 persen dan rata-rata upah buruh sebesar Rp 3,04 juta per bulan.
Di sisi lain, korporasi lebih cenderung mengangkat pekerja lepas dalam melaksanakan usaha.
"Waralaba merupakan sebuah solusi untuk pengusaha pemula dan mengawali bisnis dengan aman," tegasnya.
Septo menyebut, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemendag sejak 2020, bisnis waralaba terpantau tumbuh konstan di angka 5 persen.
Hingga Oktober 2024, tercatat ada 154 pemberi waralaba dalam negeri dan 146 pemberi waralaba luar negeri yang ada di Indonesia.
Untuk bidang usaha yang paling banyak menjadi pasar waralaba yaitu food and beverage sebesar 48,05 persen. Kemudian disusul jasa kecantikan dan kesehatan sebanyak 11,69 persen, jasa pendidikan non formal sebanyak 10,39 persen, retail 9,09 persen dan otomotif sebanyak 3,92 persen.
"Selain itu, juga ada jasa yang meliputi jasa properti, jasa perawatan perbankan elektronik, biro perjalanan wisata, apotik, karaoke, hotel, dan lain-lain," tutur Septo.
Baca juga: Seberapa Besar Penggunaan QRIS pada Pelaku Usaha Waralaba?
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Kemendag terus berupaya mendukung para pelaku usaha melalui program pendampingan waralaba nasional untuk mencetak pewaralaba yang berasal dari dalam negeri.
Kemendag pun memberikan fasilitas penyelenggaraan pameran yang dapat diikuti pewaralaba lokal.
"Kami juga mendorong ekspansi waralaba nasional ke pasar internasional. Beberapa merek seperti Alfamart, Ayam Gepuk Pak Gembus, Kebab Turki Baba Rafi, Taman Sari Royal Heritage and Spa, Roti Roti, dan Air Minum Biru telah berhasil memasuki pasar luar negeri sehingga memberikan kontribusi devisa bagi negara," kata Septo.
"Kemendag pada tahun ini, insya Allah, akan memfasilitasi para pelaku usaha yang telah memiliki STPW (surat tanda pendaftaran waralaba), khususnya STPW dari dalam negeri, untuk kita ikut sertakan dalam program pelatihan peningkatan ekspor," tambahnya.
Baca juga: Masihkah Bisnis Waralaba Jadi Investasi yang Menjanjikan?
Terkini Lainnya
- Produsen Laptop Acer Bakal Ikuti Aturan Pemerintah soal UMP Karyawan
- Awal Sesi, IHSG dan Rupiah di Zona Merah
- Inflasi 1,55 Persen: Stabilitas Ekonomi atau Sinyal Bahaya?
- Demi Bisa Jualan iPhone 16, Apple Mau Bangun Pabrik di RI pada 2026
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian Kamis 12 Desember 2024
- Naik Lagi Rp 14.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 12 Desember 2024
- Kenapa Vietnam Justru Turunkan PPN dari 10 Persen Jadi 8 Persen?
- Wujudkan Kesejahteraan Rakyat, PetroChina Serahkan 18 Program Pemberdayaan Masyarakat ke Pemkab Tanjab Timur
- Harga Jual Eceran Rokok Naik pada 2025
- Perluas Fasilitas Pabrik, Acer Tingkatkan Kapasitas Produksi Hingga 2 Kali Lipat
- Harga Bahan Pokok Kamis 12 Desember 2024, Harga Ikan Kembung dan Cabai Merah Keriting Naik
- Korupsi dan Reformasi Perizinan Berusaha
- IHSG Bakal Melanjutkan Reli Pertumbuhan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
- Wall Street Ditutup Variatif, Nasdaq Cetak Rekor
- Perdagangan Emas Digital Tumbuh Pesat, Nilai Transaksi Capai Rp 41,3 Triliun
- Pemerintah Akhirnya "Kantongi" Komitmen Tertulis Investasi Rp 15,9 Triliun dari Apple
- Makin Lebar, Defisit APBN Capai Rp 309,2 Triliun Per Oktober 2024
- Mendag Optimistis Kemenangan Trump di Pilpres AS Tak Berdampak pada Perdagangan RI
- Strategi Kemenkeu dalam Penyediaan Gedung Kementerian Baru
- Lo Kheng Hong: Bank Digital Kecil Sulit Jadi Bank Besar
- Wamenkeu Temui Mentan dan Jajaran, Wamentan: Ingin Pastikan Anggaran Sesuai Peruntukan