pattonfanatic.com

Ikan Segar Melimpah, Kok Ikan Kaleng Diusulkan untuk Makan Bergizi Gratis?

Surströmming ikan kaleng khas Swedia.
Lihat Foto

- Setelah polemik susu ikan, kini muncul lagi kontroversi penggunaan ikan kaleng kemasan untuk dijadikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ide penggunaan ikan kaleng, termasuk sarden, awalnya diusulkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Alasannya, ikan kaleng memiliki kandungan protein yang mencukupi.

Namun banyak pihak yang kontra, karena ikan kaleng kemasan dianggap makanan ultra proses sehingga kurang cocok sebagai lauk pendamping program MBG.

Selain itu, produksi ikan segar di Indonesia melimpah. Ikan segar tentu memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan ikan kaleng kemasan.

Baca juga: Jadwal Lengkap Makan Bergizi Gratis PAUD hingga SMA, Berlaku 2 Januari

Kenapa ikan kaleng?

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo mengatakan, usulan penggunaan ikan kaleng karena ikan segar tak selalu tersedia di beberapa daerah.

Menurut Budi, untuk daerah yang jauh dari pesisir pantai, terkadang ikan segar masih sulit didapatkan. Sementara dengan ikan kaleng, distribusinya bisa lebih merata dan tersedia setiap saat.

"Kalau bahan bakunya itu kita di pantai, di pesisir, itu kan dekat dengan ikan segar," jelas Budi di kantor KKP, Jakarta, dikutip pada Selasa (12/11/2024).

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, untuk volume pengadaan ikan yang besar, distribusi produk laut segar juga memerlukan pendingin (cold storage).

Baca juga: Dukung Makan Bergizi Gratis, KKP Lakukan Pemetaan Produksi Ikan Nasional

"Namun ketika kita mulai (mengarah) ke arah daratan, jika daerah tingkat rantai dingin belum terbangun, maka ikan kaleng itu menjadi salah satu solusi," tegas Budi.

Ia menuturkan, meski merupakan produk ultra proses, ikan kaleng sejatinya juga merupakan bagian dari olahan produk ikan sehingga dapat menjadi bahan baku Makan Bergizi Gratis.

"Iya (ikan kaleng diusulkan). Ikan kaleng merupakan bagian dari hasil olahan, ini kan satu bisa menjadi bahan baku," ujar Budi.

Soal anggapan ikan segar lebih berkualitas dibandingkan ikan olahan yang dikemas dalam kaleng, Budi menyebut KKP akan melakukan sosialisasi dan edukasi. Karena pengalengan ikan bertujuan untuk pengawetan.

"Kami juga memberikan pemahaman ke semua dapur, bahwa ketika masak ikan, itu yang harus diperhatikan karena ikan kan memiliki sifat yang mudah rusak. Supaya tidak terjadi suatu hasil masakan yang kurang layak konsumsi," tambah Budi.

Baca juga: Anggaran Terbatas, Program Makan Siang Gratis Dijalankan secara Fleksibel

Menurut Budi, selain sarden, ikan tongkol dalam kaleng dan ikan kaleng yang berbumbu juga diusulkan bisa masuk program makam bergizi gratis. Ia menyebut, seluruh usulan disampaikan kepada Badan Gizi Nasional.

"Kita beri informasi katalog dulu (kepada Badan Gizi Nasional). Biar mereka yang memilih," tutur Budi.

(Penulis: Dian Erika Nugraheny | Editor: Aprillia Ika)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat