pattonfanatic.com

Bahlil Ungkap Perintah Prabowo untuk Tingkatkan Lifting Migas dan Kurangi Impor

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di kantornya, Senin (4/11/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya mendapatkan mandat dari Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan lifting minyak dan gas bumi (migas) serta mengurangi impor.

Ia menuturkan, konsumsi migas nasional mencapai 1,6 juta barrel per hari. Namun, lifting migas hanya berkisar 600.000 barrel per hari, sehingga sisanya 1 juta barrel per hari dipenuhi dari impor.

"Perintah Bapak Presiden Prabowo adalah memaksimalkan semua potensi yang kita miliki untuk meningkatkan lifting agar mengurangi impor," ujar Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (13/11/2024).

Sejalan dengan upaya meningkatkan lifting, Prabowo juga meminta Bahlil untuk inventarisasi aturan, terutama Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri (Kepmen) dan juga Peraturan Pemerintah (PP).

Baca juga: Tantangan Situasi Global 2025 dalam Pencapaian Target Lifting Minyak

Tujuannya untuk memangkas aturan-aturan yang menghambat percepatan lifting migas.

"Maka ini segera kita lakukan penyesuaian, terutama kepada Permen, Kepmen, PP, supaya kita mendorong untuk bisa terjadi peningkatan lifting," kata dia.

Bahlil menuturkan, dalam menindaklanjuti arahan Prabowo, dirinya sudah melakukan konsolidasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan-perusahaan migas.

Ia bilang, saat ini ada sebanyak 301 Wilayah Kerja (WK) migas yang sudah melakukan eksplorasi namun belum melaksanakan rencana pengembangan lapangan migas (Plant of Development/PoD).

Baca juga: Luhut: Tumpang Tindih Kewenangan Jadi Hambatan Lifting Migas RI

 


Bahlil bilang, pihaknya akan mendorong para KKKS tersebut untuk segera melaksanakan PoD, jika tidak maka wilayah kerja yang dikelola akan ditawarkan kepada investor lainnya.

"Kita akan memaksa untuk PoD. Kalau sampai dengan waktu yang ditentukan, mereka juga masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk kita melakukan tinjau. Dan, bisa-bisa kalau memang mereka tidak punya keseriusan, kita tawarkan kepada investor lain," pungkas Bahlil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat