pattonfanatic.com

InJourney Airports Manfaatkan AI untuk Kontrol Pemakaian Air dan Listik di Bandara-bandara Besar

PT Angkasa Pura atau InJourney Airports sudah mulai memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengontrol pemakaian air dan listrik di bandara-bandara besar. Hal ini diungkapkan Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi InJourney Airports Ferry Kusnowo (kanan) saat diskusi Kompas CEO Forum Powered by PLN di Hotel Langham, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - PT Angkasa Pura atau InJourney Airports sudah mulai memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengontrol pemakaian air dan listrik di bandara-bandara besar.

Hal ini diungkapkan Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi InJourney Airports Ferry Kusnowo saat diskusi Kompas CEO Forum Powered by PLN di Hotel Langham, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

“Yang sudah kami lakukan sekarang adalah dengan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence. Kami menggunakan itu sebagai data dashboard untuk memahami pergerakan daripada penumpang,” kata Ferry.

Ferry mengatakan, pergerakan penumpang tidak selalu ramai. Ia mencontohkan, bandara yang ramai penumpang pada pagi dan sore hari saja.

“Contoh ada bandara yang terkenal namanya airport untuk burung, yang berangkat pagi, entar sampainya sore. Jadi kelihatan tuh, pagi (penumpannya) naik, terus nanti siang agak sepi, sorenya naik lagi,” kata Ferry.

Baca juga: Bangun Inovasi Bisnis Non-Aero, InJourney Airports Pede Targetkan Pendapatan Rp 35 Triliun dalam 5 Tahun

Dengan memanfaatkan artificial intelligence atau AI, InJourney Airports bisa mengetahui data dinamika jumlah penumpang.

Dengan demikian, InJourney Airports bisa menggunakan air atau listrik seperlunya atau sesuai dinamika jumlah penumpang.

“Jadi penggunaan gate kami itu tidak harus selalu nyala. Listrik tidak harus selalu nyala, air tidak harus selalu nyala, AC pun tidak harus selalu nyala,” tutur Ferry.

“Dengan teknologi yang kami kenalkan, itu bisa kami kontrol. Jadi listrik bisa dimatikan, air bisa dimatikan, kami mulai di bandara-bandara besar,” ujar dia.

Baca juga: InJourney Airports Resmi Operasikan Bandara Dhoho Kediri, Jadi Contoh Skema KPBU Pertama di RI


Adapun diskusi itu mengambil tema “Indonesia Emas 2045: Optimalisasi Hilirisasi & Kolaborasi Industri Dalam Meningkatkan Penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di Indonesia”.

Diskusi itu turut dihadiri Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Setia Diarta, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Riyatno, Direktur Distribusi PT PLN Persero Adi Priyanto, Wakil Direktur PT Freeport Indonesia Jenpiro Ngabdi, Chairperson of ESG Task Force Kadin Indonesia Maria Rosaline Nindita R.

Hadir pula akademisi yaitu Dekan Fakultas Pertambangan dan Perminyakan ITB Ridho Kresna Wattimena.

Dalam kesempatan itu, Adi Priyanto juga menyatakan komitmen PLN mendukung pemerintah mencapai net zero emmission pada 2060.

PLN membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) PLTU baru yang berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028.

PLN juga berkomitmen mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat