Penyaluran KUR Capai Rp 246,58 Triliun atau 88 Persen dari Target 2024
JAKARTA, - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) periode 2024 telah sebanyak Rp 246,58 triliun sampai 31 Oktober 2024.
Realisasi ini tumbuh sebesar 23,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Adapun penyaluran KUR 2024 telah mencapai 88 persen dari target penyaluran yang sebesar Rp 280 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pihaknya optimistis target penyaluran KUR tahun ini dapat mencapai target.
Berbeda dengan tahun lalu yang realisasinya hanya Rp 260,26 triliun atau tidak mencapai target KUR 2023 sebesar Rp 297 triliun.
"Untuk target, di 2023 meskipun sempat meleset sedikit, di 2024 kami optimis dapat mencapai target awal sebesar Rp 280 triliun," ujarnya saat membuka acara KUR Meets The Press di kantornya, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Baca juga: Airlangga Bocorkan Program Quick Win Prabowo, Sejumlah Insentif Pajak dan KUR Bakal Diperpanjang
KUR 2024 telah disalurkan kepada 4,2 juta penerima atau lebih besar dari target debitur baru maupun target debitur graduasi KUR yang masing-masing sebanyak 2,49 juta debitur dan 1,16 juta debitur. Adapun capaian debitur baru KUR terhadap target mencapai 113 persen per Agustus 2024.
Dia mengungkapkan, KUR disalurkan ke berbagai program prioritas pemerintah seperti ketahanan pangan maupun ke sektor pertanian, peternakan, nelayan, dan penyediaan bahan pangan.
Tercatat, KUR tahun ini paling banyak disalurkan ke sektor produksi yakni 57 persen dan sekitar 30 persen disalurkan ke sektor pertanian.
"Kami juga berharap program KUR bisa mendukung sektor lainnya seperti industri pengolahan pangan dan perumahan. Untuk sektor pertanian, kami telah membuka akses KUR tanpa batasan bagi petani dengan lahan di bawah 2 hektar," ucapnya.
Baca juga: Penyaluran KUR Gunakan Credit Scoring, BNI: Jaga Kualitas Kredit
Dalam bahan paparannya disebutkan, sebanyak 49 persen debitur KUR 2024 bergraduasi ke skema pembiayaan yang lebih tinggi. Selain itu, sebanyak 49 persen debitur KUR merupakan perempuan sehingga mendandakan KUR memberikan dukungan pada pengusaha perempuan.
Pada tahun ini, penyaluran KUR juga semakin berkualitas dengan tingkat kredit macet (non performing loan/NPL) KUR per 31 Agustus 2024 sebesar 2,19 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan NPL kredit UMKM sebesar 4,06 persen.
Dengan demikian, pemerintah telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 490 triliun kepada 48,63 debitur sejak 2015 sampai 31 Oktober 2024.
Terkini Lainnya
- Elnusa Pastikan Pasokan Elpiji Lancar Jelang Natal dan Tahun Baru
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI
- AirAsia Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- Soal Proyek Gasifikasi Batu Bara Pengganti LPG, PTBA Tunggu Penugasan Pemerintah
- Menteri KP Targetkan Ikan Nila Karawang Jadi Sumber Protein Makan Bergizi Gratis
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- Dukung NZE 2060, 3 Perusahaan Kerja Sama Bangun Pipa Hidrogen Indonesia-Singapura
- Citi Indonesia Cetak Laba Rp 2,2 Triliun hingga September 2024
- Menpan RB Rini Sebut Rekrutmen CPNS Perlu Diperbaiki, Terutama soal Usulan Formasi
- Kemenperin Prioritaskan Hilirisasi Logam dan Dorong Industri Intermediate
- Bahlil Ungkap Perintah Prabowo untuk Tingkatkan Lifting Migas dan Kurangi Impor