Demi Peluang Ekonomi, Alasan Prabowo Ingin Indonesia Gabung OECD Sekaligus BRICS Plus
JAKARTA, - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, pemerintah ingin mencari peluang terbaik untuk ekonomi Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat merespons pertanyaan soal pembicaraan yang ia lakukan bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang keanggotaan Indonesia di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Diketahui, Presiden Biden menyatakan dukungan AS untuk Indonesia mempercepat proses bergabung dengan OECD.
Di sisi lain, Indonesia saat ini juga sudah mengajukan lamaran untuk bergabung dengan organisasi kerja sama multilateral BRICS Plus.
"Tentang pertemuan dengan Joe Biden kemarin, Indonesia didukung untuk masuk OECD. Sementara Indonesia kan juga mau masuk BRICS, bagaimana kedudukan Indonesia Pak? karena ini kan dua organisasi berbeda gitu Pak?" tanya wartawan kepada Prabowo sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (14/11/2024) dinihari.
Baca juga: Indonesia Tidak Boleh Sekadar Jadi Anggota BRICS, tapi Harus Punya Tujuan yang Jelas
"Saya kira enggak ada masalah. Kita juga ikut IPEF (Indo-Pacific Economy Framework), kita juga ikut CPTPP (Comprehensive and Progresive Trans-Pasific Partnership Agreement/CPTPP). Ya kita ikut beberapa kelompok (kerja sama ekonomi)," jawab Prabowo.
"Untuk ekonomi kita ingin mencari yang terbaik, peluang-peluang untuk ekonomi kita. Kita harus memikirkan kesejahteraan rakyat kita kan," tegasnya.
Saat menyampaikan keterangannya tersebut, Presiden Prabowo didampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono dan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.
Baca juga: RI Ingin Gabung BRICS dan OECD, Prabowo: Untuk Ekonomi, Kita Ingin Cari yang Terbaik
Dilansir dari pemberitaan Kompas.id, OECD adalah sebuah organisasi kerja sama multilateral yang berporos kepada kekuatan ekonomi negara-negara Barat seperti AS, Inggris dan Uni Eropa.
Saat ini OECD memiliki 38 negara anggota yang tersebar dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa hingga Asia Pasifik.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelumnya telah melakukan proses aksesi untuk keanggotaan Indonesia di OECD.
Sementara itu, BRICS adalah akronim dari negara-negara di awal organisasi tersebut terbentuk. Yakni Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
Setelah dilakukan perluasan keanggotaan, nama organisasi berubah menjadi BRICS Plus. Iran, Mesir, Etiophia dan Uni Emirat Arab (UEA) saat ini sudah bergabung dalam BRICS Plus.
BRICS Plus merupakan organisasi kerja sama dengan tujuan mengejar kesejahteraan kawasan selatan dunia (global south), yakni istilah yang mengacu pada negara-negara berkembang atau kerap disebut sebagai negara dunia ketiga.
Baca juga: RI Jadi Negara Pertama Gunakan Digitalisasi dalam Aksesi OECD
Terkini Lainnya
- Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja hingga 31 Desember 2024, Simak Kualifikasinya
- Tiga Direktur Unilever Indonesia Mengundurkan Diri, Ini Sebabnya...
- Menteri Rosan Acungkan Jempol Ketika Ditanya Perkembangan Rencana Investasi Apple
- Kata Menhub soal Integrasi KA Bandara-LRT: Semakin Cepat, Semakin Baik
- Kadin Bentuk Pokja, Optimalkan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dan PSN
- Rezim Pemerintahan Suriah Runtuh, Dollar AS Tekan Rupiah
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini Bank Mandiri sampai CIMB Niaga
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 9 Desember 2024
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 9 Desember 2024 di Pegadaian
- IHSG Menguat di Awal Sesi, Rupiah Lesu
- Waspada Ekonomi Global 2025, Ada Potensi Depresi
- Kemenhub Gelar Mudik Gratis Periode Nataru 2024/2025, Catat Jadwalnya
- Momentum "Window Dressing", Simak Saham yang Menarik Dipantau Sepekan Ini
- Masih Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftar Mudik Motor Gratis Nataru 2024/2025
- Harga Bahan Pokok Senin 9 Desember 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi
- Cinema XXI Resmi Terima Sertifikat Halal untuk Produk Makanan dan Minuman di Bioskop
- Penerapan Responsible Financing Dipandang Bikin Saham BNI Menarik
- Judi Online: Dampak Negatif yang Merugikan Masyarakat
- 5 Pekerjaan "Hijau" Bergaji Tinggi dan Tingkat Stres Minim
- Direktur BRI Dukung Usulan Dana Bansos Ditambah Rp 100 Triliun untuk Dorong Daya Beli