Trump Terpilih, Industri Tekstil Indonesia Segera Berbenah
PERCAKAPAN Presiden Prabowo Subianto dan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump via telepon menyebar luas. Ada rasa bangga menyaksikan percakapan itu.
Prabowo menuai pujian dari Trump. Bahasa Inggris Prabowo dianggap sangat baik. Setelah agak lelah mendengar aksi saling puji melalui telepon, akhirnya saya mendengar berita baiknya di akhir percakapan, keduanya akan bertemu secara langsung.
Pertemuan kedua pemimpin negara besar ini akan menentukan arah masa depan ekonomi Indonesia.
Pasalnya, dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, kemungkinan besar akan berlaku tarif impor 10-20 persen untuk semua barang yang diimpor ke AS, dan khusus untuk China akan berlaku tarif impor 60 persen.
Imbas dari kebijakan itu, tentunya bisa mengganggu ekspor industri Indonesia ke AS dan membuat Tanah Air akan semakin dibanjiri produk China.
Alasannya, Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar akan jadi pilihan utama untuk China memasarkan hasil produksi massalnya.
Hal ini harus dikaji serius oleh pemerintah. Proteksionisme Trump ini akan menjadi ancaman bagi industri nasional, utamanya industri tekstil Indonesia yang akan sekarat saat digempur barang murah dari China.
Salah satu sektor yang harus dikaji mendalam adalah penyelamatan industri tekstil nasional. Apalagi di tengah mencuatnya isu salah urus yang memakan banyak korban.
Sritex hanya salah satu dari banyak korban di sektor industri yang disebut meredup dalam 10 tahun terakhir.
Salah urus industri tekstil Indonesia harus disudahi. Mengingat hampir empat juta orang tenaga kerja yang terserap dalam sektor ini. Jangan sampai terdengar lonceng kematian dari industri penyumbang 5,51 persen ekspor nasional tersebut.
Pembenahan akan berdampak langsung pada penghidupan puluhan juta orang, serta meneruskan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan sandang, membuka lapangan kerja, dan menyumbang devisa Indonesia.
Sejak 2018 hingga 2023, AS, Jepang, Jerman, dan Korea Selatan menjadi negara tujuan ekspor utama untuk pakaian jadi Indonesia.
Pangsa ekspor pakaian jadi Indonesia ke AS sejak 2018 selalu lebih dari 50 persen. Pada 2023, nilai ekspor pakaian jadi ke AS mencapai 1,07 miliar dollar AS atau 53,48 persen dari total ekspor pakaian jadi Indonesia.
Saya berharap Presiden Prabowo mampu bernegosiasi dengan AS, China, dan negara besar lainnya untuk menyelamatkan industri nasional sebagai salah satu langkah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dan mewujudkan Asta Cita.
Dari sini akan teruji, apakah Presiden Prabowo mampu menjalankan politik luar negeri yang lebih baik dari pendahulunya.
Terkini Lainnya
- Bank Sinarmas Rilis Kartu Kredit Red Diamond untuk Nasabah Prioritas
- Cara Urus Sertifikasi Halal Melalui BPJPH, Gratis Bagi UMK yang Penuhi Kriteria
- Trump Mau Naikkan Tarif Impor, Kadin: Tak Bisa Dicegah ...
- Pendidikan Anak di Luar Negeri Butuh Persiapan Keuangan Matang
- Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja hingga 31 Desember 2024, Simak Kualifikasinya
- Tiga Direktur Unilever Indonesia Mengundurkan Diri, Ini Sebabnya...
- Menteri Rosan Acungkan Jempol Ketika Ditanya Perkembangan Rencana Investasi Apple
- Kata Menhub soal Integrasi KA Bandara-LRT: Semakin Cepat, Semakin Baik
- Kadin Bentuk Pokja, Optimalkan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dan PSN
- Rezim Pemerintahan Suriah Runtuh, Dollar AS Tekan Rupiah
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini Bank Mandiri sampai CIMB Niaga
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 9 Desember 2024
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 9 Desember 2024 di Pegadaian
- IHSG Menguat di Awal Sesi, Rupiah Lesu
- Waspada Ekonomi Global 2025, Ada Potensi Depresi
- Rayakan Inklusi Keuangan, Allianz Indonesia Edukasi Pentingnya Manajemen Risiko dalam Perencanaan Finansial
- Dalam Sepekan, Pemerintah Tindak Barang Selundupan Senilai Rp 49 Miliar
- BPJS Kesehatan Diprediksi Defisit Rp 20 Triliun, Dirut Ungkap Penyebabnya
- Kemenhub Masih Kaji Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
- Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV, Manoj Punjabi Jabat Komut