Strategi DBS Indonesia Jaga Pertumbuhan Kredit Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat
JAKARTA, - Fenomena pelemahan daya beli masyarakat yang tengah terjadi di Tanah Air dikhawatirkan mengganggu kinerja penyaluran kredit konsumsi industri perbankan nasional.
Tanda-tanda pelemahan daya beli masyarakat memang masih terlihat sampai saat ini, sebagaimana ditunjukan oleh hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) edisi Oktober 2024.
Dalam survei tersebut, BI mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2024 turun ke posisi 121,11, level terendah dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Baca juga: Direktur BRI Dukung Usulan Dana Bansos Ditambah Rp 100 Triliun untuk Dorong Daya Beli
Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024 melambat ke 4,91 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari kuartal II-2024 sebesar 4,93 persen.
Meskipun tanda-tanda pelemahan daya beli masyarakat semakin terlihat, PT Bank DBS Indonesia masih optimis, kinerja kredit konsumsi perusahaan tetap dapat tumbuh "double digit" hingga pengujung 2024.
Head of Card and Loan Business PT Bank DBS Indonesia Ari Lastina mengatakan, hingga kuartal III-2024, penyaluran kredit konsumsi perusahaan mencatatkan pertumbuhan dua digit.
"Dan mungkin pertumbuhannya sedikit lebih tinggi dibanding industri. Jadi indikator (pelemahan daya beli) itu belum terefleksikan di portofolio kami," kata dia, dalam wawancara bersama , ditulis pada Kamis (14/11/2024).
Baca juga: Tekan PHK dan Dorong Daya Beli, Pemerintah Bakal Tebar Insentif di Akhir Tahun
Ari menyadari, saat ini daya beli masyarakat mengalami penurunan, sebagaimana ditunjukan oleh data-data BPS ataupun lembaga lain.
Terkini Lainnya
- Korsel dan Suriah Memanas, Airlangga: Kita Harus Ambil Kesempatan Emas Ini...
- Antusiasme Usaha Bullion, OJK: Cukup Ada, Meskipun Tidak Banyak
- Elektrifikasi Transportasi, Kunci Indonesia Capai Nol Emisi Karbon 2060
- Kamar Dagang Uni Eropa Sebut Birokrasi Masih Jadi Kendala Investasi di Indonesia
- Ada Gejolak di Suriah, Pertamina Pastikan Operasional Kapal Tanker Minyak Aman
- Tingkatkan Daya Saing, Pertagas Integrasikan Teknologi Digital
- KAI Siapkan 40.782 Perjalanan Kereta Selama Nataru 2024/2025
- Rincian Kenaikan PPN untuk Barang Mewah akan Diatur Dalam Peraturan Menteri Keuangan
- Prabowo: Upah Minimun 2025 Sudah Pertimbangkan Faktor Pertumbuhan Ekonomi
- OJK Sebut BSI dan Pegadaian Paling Siap Jalankan Kegiatan Usaha Bullion
- Jadwal KA BIAS Terbaru Rute Solo-Madiun (PP)
- Kebutuhan Beras 2025 Diproyeksi 31 Juta Ton, Zulhas: Kalau Tak Ada Halangan, Kita Tak Akan Impor
- KAI Bakal Cantumkan Informasi Karbon Kredit di e-Boarding Pass Penumpang Untuk Periode Nataru
- Survei BI: Masyarakat Makin Optimistis dengan Kondisi Ekonomi Indonesia
- Platform Tokenisasi Properti GORO Masuk "Regulatory Sandbox" OJK
- Mentan: Inpres Kewajiban Penyerapan Susu Lokal Dihapus karena Intervensi IMF pada 1998
- Kata Luhut, Negara Bisa Hemat Anggaran hingga 40 Persen jika Terapkan Efisiensi
- Tingkatkan Keamanan Data BUMN, Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services
- Kementan Ajukan Perpres Wajibkan Industri Serap Produksi Susu Peternak Lokal, Mentan: Mensesneg Setuju
- Daftar Bandara yang Belum Beroperasi Akibat Terpapar Abu Erupsi Gunung Lewotobi