pattonfanatic.com

Trump Jadi Presiden Lagi, Luhut Minta RI Cermati Ekonomi AS dan China

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat menghadiri acara 12th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Selasa (26/11/2024)
Lihat Foto

JAKARTA, - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia sebaiknya mencermati perkembangan perekonomian global yang terkait dengan Amerika Serikat (AS) dan China.

Khususnya terkait dampak terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.

Menurut Luhut, ia sebelumnya sudah berbicara dengan investor sekaligus pendiri perusahaan modal ventura AS, Ruchir Sharma yang merupakan penasihat global dari DEN.

Dari penjelasan Ruchir Sharma, Luhut menyarankan pemerintah Indonesia mempersiapkan diri menghadapi perkembangan situasi di AS dan China.

"Kami memahami Presiden terpilih Amerika yang baru, Trump. Ini adalah hal yang harus kita tunggu, apa yang akan terjadi di AS. Kami juga melakukan panggilan video dengan Ruchir Sharma, dia menjelaskan kepada kita tentang apa yang terjadi di AS, tentang perspektifnya dalam memandang perekonomian global," ujar Luhut saat menyampaikan materi di acara "12th US-Indonesia Investment Summit" di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

"Jadi, menurut saya, ada baiknya kita bersiap dan memprediksi, juga apa yang harus dilakukan Indonesia untuk melakukan manuver atau navigasi pada waktu tertentu. Dan dalam diskusi itu, kami juga memahami bahwa perekonomian China sedang melambat, sangat, sangat lambat," lanjutnya.

Baca juga: Trump Jadi Presiden, Luhut: Investasi AS ke RI Mungkin Bisa Lebih Baik...

Namun, saat ini pemerintah China sedang menyiapkan paket stimulus untuk masyarakat.

Selain China dan AS, Luhut juga menyarankan pemerintah mencermati situasi di Gaza dan Ukraina yang masih mengalami ketegangan.

"Jadi, kita harus menavigasi hal ini dengan baik, dan pada saat yang sama, fragmentasi geopolitik, persaingan ekonomi, juga terus bergerak maju," kata Luhut.

Di sisi lain menurutnya perekonomian Indonesia ke depan masih tetap bisa tumbuh secara bertahap dalam waktu dekat.

Target pertumbuhan ekonomi 8 persen pun menurut Luhut bisa tercapai bertahap.

Pasalnya Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang disebutnya tidak mengalami kerentanan ekonomi.

Baca juga: Kemenangan Trump Dinilai Jadi Peluang Sektor Minerba dan Pertambangan


Pertama, karena Indonesia menurutnya mencatat utang yang sangat rendah atau sekitar 38 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Kemudian defisit anggaran Indonesia masih berada di kisaran 2,5 persen - 3 persen.

Lalu jika dilihat dari APBN, kinerja keuangan Indonesia disebut Luhut masih cukup baik.

"Program prioritas presiden sudah dialokasikan dalam anggaran 25. Persoalannya, bagaimana kita bisa maju lebih baik lagi dari saat ini?" kata Luhut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat