BNBR Konversi Utang Rp 855 Miliar jadi Saham
JAKARTA, - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan konversi sebagian utang kepada kreditornya dengan penerbitan saham baru melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Direktur Utama & CEO BNBR Anindya Novyan Bakrie, mengatakan bahwa konversi ini akan memperbaiki posisi keuangan perseroan.
“Alhamdulillah, konversi utang menjadi saham baru ini akan memperbaiki posisi keuangan perseroan, sehingga perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/11/2024).
Anindya menambahkan, saham baru yang akan diterbitkan adalah sebanyak 13,35 miliar saham biasa Seri E setara 7,70 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp 64 per saham.
Baca juga: Adaro Andalan Indonesia Pasang Harga IPO Rp 5.550 Per Saham
Pelaksanaan private placement dilakukan untuk mengonversi utang perseroan kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL), dengan nilai maksimal sebesar Rp 855 miliar.
Direktur Keuangan BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti, mengungkapkan bahwa utang perseroan kepada Eurofa senilai 50 juta dollar AS atau senilai Rp 750 miliar, akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar lembar.
Adapun, utang BNBR kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru dengan nilai Rp 105 miliar atau sebanyak maksimal 1,64 miliar lembar melalui skema private placement.
Nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang perseroan kepada SMIL sebesar Rp 465,11 miliar yang telah diselesaikan senilai Rp 360,10 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024.
“Dengan disetujuinya penerbitan saham baru ini, maka utang perseroan kepada Eurofa dan SMIL akan dikonversi menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh, dan seluruh utang perseroan kepada Eurofa dan SMIL menjadi lunas,” terang Roy.
Menurut Roy, setelah aksi tersebut, total liabilitas perseroan akan menurun sebesar Rp 855 miliar.
Dengan demikian, berdasarkan laporan posisi keuangan per 30 Juni 2024, total liabilitas BNBR mengalami penurunan dari angka Rp 4,48 triliun menjadi Rp 3,62 triliun.
Selain itu, ekuitas juga meningkat dari Rp 2,78 triliun menjadi sebesar Rp 3,64 triliun.
Dengan peningkatan ekuitas tersebut, kata Roy, rasio total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek akan mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 102,17 persen menjadi 130,28 persen.
Adapun, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan akan mengalami penurunan dari sebelumnya 1,61 kali menjadi 1,00 kali.
“Rasio liabilitas terhadap total aset perseroan juga akan mengalami penurunan dari sebelumnya 0,62 kali menjadi 0,50 kali,” ucap dia.
Terkini Lainnya
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI
- AirAsia Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- Soal Proyek Gasifikasi Batu Bara Pengganti LPG, PTBA Tunggu Penugasan Pemerintah
- Menteri KP Targetkan Ikan Nila Karawang Jadi Sumber Protein Makan Bergizi Gratis
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- TransNusa Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Liburan Nataru
- Bahan Pokok Jumat 29 November 2024: Harga Ikan Kembung Naik, Daging Sapi Murni Turun
- IHSG Hari Ini Diproyeksikan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
- Bos OECD: Tak Ada Kendala Indonesia Gabung Anggota, Hanya Proses ...
- Beda Suara Airlangga dan Luhut soal Penundaan PPN 12 Persen
- PPN Naik 12 Persen, Apakah Berpengaruh pada Biaya Melahirkan?