Modal Asing Lagi-lagi Kabur dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,78 Triliun
JAKARTA, - Aliran modal asing keluar masih terjadi pada pekan ini (25 - 28 November 2024). Meskipun demikian, nilai capital outflow pekan ini lebih rendah dibanding pekan lalu.
Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang 25 sampai 28 November 2024 terjadi aliran modal asing keluar dari pasar keuangan nasional sebesar Rp 1,78 triliun.
Nilai ini lebih rendah dari capital outflow periode 18 sampai 21 November 2024 yang mencapai Rp 7,50 triliun.
Baca juga: Aliran Modal Asing Keluar Rp 7,50 Triliun dari RI Selama Sepekan
Adapun pada pekan ini, aliran modal asing keluar paling banyak terjadi di pasar saham, dengan nilai mencapai Rp 2,01 triliun. Modal asing keluar juga terjadi di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yakni mencapai Rp 1,66 triliun.
Sementara itu, aliran modal asing masih masuk ke instrumen surat berharga negara (SBN), sehingga mampu meredam nilai capital outflow secara keseluruhan. Tercatat modal asing masuk Rp 1,89 triliun ke pasar SBN pada pekan ini.
"Berdasarkan data transaksi 25 - 28 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,78 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (30/11/2024).
Meskipun pada pekan ini mengalami capital outflow, pasar keuangan RI masih mencatat capital inflow jika dilihat secara tahun kalender. Di instrumen pasar saham terdapat aliran modal asing masuk sebesar Rp 24,65 triliun sejak awal tahun hingga 28 November 2024.
Baca juga: Modal Asing Rp 7,42 Triliun Meninggalkan Indonesia Selama Sepekan
Kemudian, aliran modal asing masuk ke pasar SBN sebesar Rp 29,17 triliun. Instrumen SRBI menjadi yang paling diminati oleh investor, dengan nilai capital inflow mencapai Rp 184,85 triliun sejak awal tahun.
Seiring dengan perkembangan modal asing pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 74,53 bps per 28 November 2024 dari sebelumnya di level 73,13 bps per 22 November 2024.
Di sisi lain, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik ke level 6,904 persen. Sementara itu, yield surat utang AS atau US Treasury tenor 10 tahun turun ke level 4,263 persen.
"BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ucap Ramdan.
Terkini Lainnya
- Dorong Swasembada Pangan, DPR Dukung Pengesahan Perpres Rantai Pupuk Subsidi
- Dapat Dukungan Jepang, Menhub Berharap Proyek MRT Jakarta lancar dan Sesuai Target
- Kenaikan Upah Dikhawatirkan Picu PHK, Ini Kata Menaker
- Kementerian Transimigrasi Butuh Bantuan Kementerian PU untuk Revitalisasi 45 Kawasan
- Pemkab Blora dan Wilmar Padi Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan
- MR DIY Bakal Pakai Dana IPO untuk Perluas Jaringan Toko
- Elon Musk Gagal Raih Kembali Paket Gaji 56 Miliar Dollar AS, Tesla Akan Banding
- Nataru 2025, KAI Siapkan 44,7 Juta Kursi Kereta
- Sama Halnya dengan OECD, Keanggotaan Indonesia di BRICS Disebut Masih Berproses
- Bentuk Deputi Bidang Pengawasan Koperasi, Budi Arie Ungkap Tujuannya
- Kembangkan UKM RI-Jepang, Kadin Gandeng Tokyo SME
- Bahan Pokok Selasa 3 Desember 2024: Harga Ikan Kembung Naik, Daging Sapi Murni Turun
- Pelindo Siap Layani PLTU Binjeita di Perairan Wajib Pandu Labuan Uki, Sulut
- Malaysia Belajar Sistem Kelistrikan dari RI
- Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia
- Satu Lagi BPR Gugur, Kali Ini OJK Cabut Izin Usaha BPRS Kota Juang Perseroda Aceh
- Bagaimana Cara Mencari SPBU Pertamina Terdekat di HP?
- Tiket Kereta Libur Nataru Masih Tersedia, Ini 10 Rute Favorit
- Link Kisi-kisi SKB CPNS Kemenag 2024 untuk Setiap Formasi
- OJK Buka Lowongan Kerja PCS dan PCT, Ini Syarat dan Link-nya