Istana Sebut Prabowo Belum Bahas Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara
JAKARTA, - Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada pembahasan soal pembentukan badan penerimaan negara dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Hasan saat ditanya wartawan mengenai urgensi dan kapan pembentukan Kementerian Penerimaan Negara bakal direalisasikan.
"Sampai saat ini tidak ada pembahasan dalam rapat kabinet untuk pembentukan badan penerimaan negara," ujar Hasan Nasbi saat memberikan keterangan pers usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden pada Senin (2/12/2024), sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
Hasan juga menegaskan bahwa sampai saat ini Kementerian Keuangan masih dipimpin oleh seorang menteri dengan dibantu oleh tiga wakil menteri.
Baca juga: Soal Kementerian Penerimaan Negara, Kemenko Perekonomian: Itu Domainnya Kemenkeu
Aktivitas di Kementerian Keuangan (Menkeu) dan pada Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) pun masih bekerja seperti biasa.
"Jadi sampai saat ini Kemenkeu masih bekerja seperti biasa. Satu menteri dan tiga wakil menteri masih kerja seperti biasa," tutur Hasan.
Sebelumnya, kabar pembentukan Badan Penerimaan Negara sempat mencuat jelang pergantian Kabinet Indonesia Maju ke Kabinet Merah Putih beberapa waktu lalu.
Namun, ketika pengumuman struktur Kabinet Merah Putih, tidak ada Badan Penerimaan Negara.
Hanya saja, Presiden Prabowo Subianto menambah satu posisi Wakil Menteri Keuangan yang diisi oleh Anggito Abimanyu.
Lalu, kabar pembentukan Badan Penerimaan Negara mencuat kembali ketika utusan Khusus Presiden, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan bahwa Anggito Abimanyu akan diangkat menjadi Menteri Penerimaan Negara.
Ini mengindikasikan penerimaan negara akan dibuatkan satu kementerian baru dan bukan merupakan instansi yang di bawah Kemenkeu.
Mulanya, Hashim, yang juga Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia, mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan memperbaiki sistem perpajakan hingga bea cukai.
“Ada banyak program-program yang sedang dimulai, akan dimulai untuk menutup kebocoran-kebocoran,” kata Hashim, yang merupakan adik kandung Presiden Prabowo.
Hashim menyebut Anggito yang akan menangani program-program kebocoran anggaran tersebut.
“Itu nanti ditangani oleh Pak Anggito Abimanyu sebagai Menteri Penerimaan Negara yang baru,” tutur Hashim.
Politikus Partai Gerindra itu mengatakan bahwa jabatan Anggito sebagai Wakil Menteri Keuangan hanyalah sementara.
“Beliau sebagai Wakil Menteri itu nanti untuk sementara. Sementara beliau nanti diangkat sebagai Menteri Penerimaan Negara,” kata Hashim.
Baca juga: Hashim Sebut Anggito Abimanyu Akan Jadi Menteri Penerimaan Negara
Terkini Lainnya
- Jadwal KA Gunung Jati rute Gambir-Cirebon-Semarang (PP) dan Harga Tiketnya
- Gaji UMR Siantar 2025 dan 32 Daerah Lain di Sumut
- Tantangan Ciptakan "Green Jobs" dalam Hilirisasi Nikel
- Gaji UMK Langkat 2025 dan 32 Daerah di Sumut
- Sri Mulyani Pastikan Hati-hati Tambah Utang Baru di 2025
- Gaji UMK Deli Serdang 2025 dan 32 Daerah di Sumut
- Obligasi ORI027 Terbit 27 Januari, Prediksi Kupon di Atas 6,5 Persen
- "Payroll" Topang Kenaikan DPK BNI 2024, Tembus Rp 78,1 Triliun
- Kerapuhan Rupiah: Menggugat Pengawasan dalam Kasus Uang Palsu di Marketplace
- BGN Butuh Tambahan Anggaran Rp 100 Triliun untuk Makan Bergizi Gratis, Ini Kata Sri Mulyani
- Menteri KP Janji Periksa Perusahaan yang Disebut Nusron Punya Sertifikat di Area Pagar Laut Tangerang
- Lowongan Kerja BUMN Sucofindo untuk S1, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya
- Pemerintah Kerahkan 8 Kebijakan Ini buat Kerek Investasi
- KAI Sediakan 1,3 Juta Tiket untuk Libur Panjang Imlek dan Isra Miraj
- TPIA Perkuat Edukasi Keberlanjutan
- Lowongan Kerja BUMN Sucofindo untuk S1, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya
- Rayakan HUT Ke-34, JNE Bawa Semangat Melesat Sat Set
- Soal Kementerian Penerimaan Negara, Kemenko Perekonomian: Itu Domainnya Kemenkeu
- Perjanjian ICA-CEPA Selesai, Mendag Budi Sebut Akses Masuk Sawit ke Kanada Lebih Mudah
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI