Efek Trump, Indonesia Kebanjiran Investor Asal China
JAKARTA, - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan, Indonesia menjadi sasaran serbuan perusahaan asal China setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Kondisi ini diduga terjadi karena perusahaan China ingin menghindari kebijakan tarif barang impor dari AS dengan cara memindahkan industrinya ke negara lain yang tidak dikenakan atau dikenakan tarif lebih sedikit oleh AS, salah satunya Indonesia.
Sebab Trump diperkirakan akan kembali menerapkan kebijakan proteksionis, seperti yang diterapkan selama masa pemerintahannya pada 2017-2021, yang mencakup pemberlakuan tarif terhadap produk-produk yang masuk ke AS.
Baca juga: PTBA Optimis Batu Bara Berjaya Saat Trump Jadi Presiden AS
"Setelah terakhir Trump terpilih sebagai peresiden AS, terus terang ada banyak sekali permintaan dari perusahaan-perusahaan China bertemu dengan pihak Kemenperin. Kami menduga mereka berpikir lebih baik memindahkan industrinya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara agar kalau ekspor bisa langsug ke AS tidak rugi seperti langsung ekspor ke China," ujarnya saat acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Kendati pun minat investasi dari investor China besar, namun kondisi ini tidak sepenuhnya menjadi hal yang positif bagi Indonesia karena negara ini belum siap menerima serbuan investasi asing, terutama dari sisi regulasi.
"Jika ini terjadi, perbaikan regulasi harus secepat mungkin kita lakukan, dalam rangka melihat atau antisipasi perekonomian global ini," tuturnya.
Ancaman Trump
Sebelumnya diberitakan, Trump telah mengumumkan akan mengenakan tarif 25 persen terhadap barang dari Meksiko dan Kanada dan tarif tambahan 10 persen pada China setelah dilantik menjadi presiden AS.
Baca juga: Perang Dagang Efek Trump, Indonesia Disebut Punya Daya Tawar karena...
Terkini Lainnya
- Telkom Yakin Kerja Sama dengan Starlink Bakal Datangkan Pelanggan Baru
- Hoki di Tahun Ular Kayu Makin Mengalir Berkat Program Fomo dari Bank Mandiri
- Menilik Dukungan HSBC kepada Pelaku Bisnis untuk Optimalkan Peluang Konsumen di Pasar ASEAN
- Apa Kabar Merger MNC Bank dan Nobu Bank? Ini Kata OJK
- eFishery Tegaskan Sudah Lunasi Semua Utang di Bank
- KKP Akan Periksa PT TRPN soal Pagar Laut di Bekasi
- Pemerintah Bakal Bangun Stasiun Lumpang, Mudahkan Akses Kawasan Perumahan di Parung Panjang
- Berapa Dana Operasional yang Diterima Ketua RT di Jakarta?
- Tiket Whoosh Jadwal Baru 1 Februari Sudah Bisa Dibeli, KCIC Siap Operasikan 62 Perjalanan Per Hari
- Cara Beli Token Listrik Diskon 50 Persen di PLN Mobile
- Gaji UMR Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, dan Gunung Sitoli
- Dukung Hari Gizi Nasional, PT Bhirawa Steel Gelar "Program Bingkisan Bergizi" Balita Stunting Desa Tandes Surabaya
- Gencatan Senjata di Gaza Dinilai Dinginkan Gejolak Ekonomi, tapi…
- Jadwal Operasional BCA Selama Libur Isra Miraj dan Imlek 2025
- Harga Bahan Pokok 25 Januari 2025: Harga Beras, Bawang, dan Cabai Turun
- Gencarkan "UMKM BISA Ekspor", Kemendag Gelar Pekan Pengembangan Ekspor di Jatim
- Belum Dibahas di Kabinet, Isu Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara Masih Jadi Sorotan
- Sudah 39,7 Juta KL, Pertamina Target Penyaluran BBM Subsidi 48,6 juta KL di Akhir 2024
- Apa Itu Laba Bersih? Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
- Temuan Besar Potensi Migas di Indonesia Bagian Barat Capai 4,3 Miliar Setara Minyak