Wall Street Menghijau, S&P 500 dan Nasdaq Composite Cetak Rekor
JAKARTA, - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup pasa zona hijau pada perdagangan Rabu.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencapai rekor tertinggi pada perdagangan kemarin didorong laporkan keuangan Salesforce dan Marvell Technology.
Indeks pasar luas atau S&P 500 naik 0,61 persen, atau ditutup pada level 6.086,49.
Sementara, indeks Nasdaq yang didominasi teknologi naik 1,3 persen menjadi 19.735,12.
Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average naik 308,51 poin, atau 0,69 persen, menjadi 45.014,04.
Baca juga: Wall Street Ditutup Variatif, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite Cetak Rekor Baru
Ketiga indeks utama mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan ditutup dengan memecahkan rekor.
Sedikit catatan, indeks Dow Jones yang terdiri dari 30 saham ditutup di atas ambang batas 45.000 untuk pertama kalinya.
Saham Salesforce naik hampir 11 persen setelah perusahaan membukukan pendapatan kuartal ketiga fiskal yang melampaui estimasi.
Di sisi lain, saham pembuat chip Marvell juga melampaui ekspektasi laba dan mengeluarkan panduan kuartal keempat yang kuat, atau melonjak senilai 23 persen.
Pergerakan saham Rabu terjadi saat investor menunggu data ketenagakerjaan AS terbaru yang akan dirilis hari Jumat.
Baca juga: Wall Street Variatif, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Lagi
Memgutip CNBC, Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan ekonomi AS menambah 214.000 lapangan kerja pada bulan November.
Adapun, laporan yang dirilis pada hari Rabu dari ADP mengungkapkan, jumlah pekerja swasta tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan November.
Perusahaan hanya menambah 146.000 pekerjaan pada bulan tersebut. Padahal, ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan pertumbuhan sebesar 163.000 posisi.
Data tersebut dapat memberikan wawasan kepada investor mengenai langkah kebijakan Federal Reserve berikutnya.
Pasar menunjukkan sedikit reaksi pada hari Rabu setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, ekonomi cukup kuat bagi bank sentral untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga secara hati-hati.
Terkini Lainnya
- Area Pagar Laut di Tangerang Punya HGB, Menteri KKP: Di Dasar Laut Tidak Boleh Ada Sertifikat!
- [POPULER MONEY] Bandara I Gusti Ngurah Rai Cetak Sejarah | Menteri ATR Akui Area Pagar Laut Tangerang Punya HGB
- Menteri KKP Sebut Pagar Laut di Tangerang untuk Reklamasi Alami
- Cara Update Alamat Pengiriman Kartu Kredit BCA via Aplikasi
- 3 Tahun Berdiri, Ini Layanan yang Dihadirkan Bank Aladin Syariah
- Trump Ingin Kuasai Greenland, Terungkap Potensi Cadangan Mineral yang Tersembunyi
- Mengenal Investasi Emas: Jenis, Kelebihan, dan Tips Membeli
- 5 Tips Investasi untuk Mahasiswa: Mulai Bangun Masa Depan Sejak Dini
- Asosiasi Apresiasi Pembangunan Tol Serang-Panimbang, Bisa Turunkan Biaya Logistik
- Bahlil: Seluruh Konsesi Gas Diprioritaskan untuk Kebutuhan Dalam Negeri
- Mineral Krusial Seperti Litium dan Nikel Jadi Kunci Keamanan Energi Masa Depan, Bukan Lagi Minyak
- Harga Emas Menguat, Kapan Waktu Tepat untuk Mulai Berinvestasi?
- Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Jelang Pelantikan Trump
- BNI Beri Pelatihan untuk Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong
- Menyusul Sang Suami, Melania Trump Juga Luncurkan Meme Kripto
- Bank Mandiri Kini Kuasai 99,99 Persen Saham Mandiri Utama Finance
- Pertamina NRE Kembangkan Bioethanol Ramah Lingkungan untuk Dukung Swasembada Energi
- Erick Thohir Bocorkan Rencana Integrasi Kereta Bandara dengan LRT
- [POPULER MONEY] Won Korea Selatan "Jatuh" Usai Pengumuman Darurat Militer | Pemerintah Minta Apple Investasi Baru Rp 15,95 Triliun
- Seragam Petugas Avsec di Bandara Berubah, Ini Penampakannya