pattonfanatic.com

Kamar Dagang Uni Eropa Sebut Birokrasi Masih Jadi Kendala Investasi di Indonesia

Ilustrasi Uni Eropa atau Masyarakat Ekonomi Eropa
Lihat Foto

JAKARTA, - Ketua Kamar Dagang Uni Eropa untuk Indonesia (EuroCham Indonesia) Francois de Maricourt mengatakan, persoalan birokrasi menjadi tantangan bagi para investor asal Eropa yang ingin menanamkan modal di Indonesia. Secara spesifik, Francois menyinggung soal banyaknya regulasi dari berbagai instansi di Tanah Air.

"Salah satu tantangan umum yang disebutkan oleh anggota kami dan calon investor adalah birokrasi. Sayangnya, di Indonesia masih ada banyak regulasi dari berbagai entitas," ujar Francois usai menghadiri Indonesia Europe Investment Summit 2024 di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, pada Senin (9/12/2024).

"Salah satu usulan kami adalah bagaimana Indonesia dapat menyederhanakan beberapa proses investasi karena ini akan sangat membantu menarik lebih banyak bisnis dan investasi," tegasnya.

Baca juga: Menteri Rosan Acungkan Jempol Ketika Ditanya Perkembangan Rencana Investasi Apple

Kendala lain yang disampaikan Francois adalah soal perjanjian perdagangan. Menurut Presiden Direktur HSBC itu, perusahaan Indonesia menjadi sulit bersaing karena belum ada tarif khusus.

Penyebabnya adalah karena sampai saat ini perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (EU CEPA) belum kunjung ditandatangani.

"Kami sangat berharap akan ada kemajuan dalam penandatanganan perjanjian perdagangan Indonesia-Uni Eropa karena ini sangat mendukung aliran perdagangan dan investasi," tutur Francois.

Sebagai informasi, proses finalisasi EU-CEPA sudah berjalan sekitar delapan tahun.

Francois menyebutkan, EuroCham sebenarnya berharap perjanjian itu bisa dirampungkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun, harapan itu belum bisa tercapai.

"Menteri (Menteri Investasi) mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memajukan hal ini. Namun, untuk itu diperlukan kompromi dari kedua belah pihak. Jadi, saya berharap, mudah-mudahan tahun depan perjanjian ini bisa ditandatangani dan disepakati," tegasnya.

Francois lantas memberikan contoh penerapan perjanjian perdagangan antara Vietnam dengan Uni Eropa.

Menurut dia, setelah perjanjian diteken, volume ekspor Vietnam ke Uni Eropa bisa meningkat signifikan.

Baca juga: Penundaan UU Antideforestasi Uni Eropa, Kesempatan Indonesia Benahi Industri Sawit Berkelanjutan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat