pattonfanatic.com

KSP Minta Bulog Fokus Operasi Pasar di Daerah yang Harga Berasnya Tinggi

Ilustrasi beras Bulog.
Lihat Foto

JAKARTA, - Kantor Staf Presiden (KSP) meminta Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar di daerah-daerah yang harga berasnya masih tinggi.

Permintaan itu disampaikan oleh Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Presiden (KSP), Edy Priyono, saat memaparkan rangkuman hasil pemantauan status harga pangan strategis pada Rapat Pengendalian Inflasi Kementerian Dalam Negeri, Senin (9/12/2024).

Edy mengatakan, harga beras terpantau stabil, tetapi masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Sementara itu, harga gabah kering panen (GKP) secara nasional membaik.

Namun, lanjut Edy, perlu diperhatikan daerah yang harganya di bawah harga acuan pemerintah.

Baca juga: Bulog dan CT ARSA Foundation Bagikan 500 Paket Pangan untuk Penyandang Disabilitas

“Meskipun Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) menyampaikan beras sudah deflasi dan ada indikasi baik, tapi kalau lihat ketentuan HET, itu masih ada di atas HET. Ini jadi perhatian kita. Sementara itu, gambaran GKP petani secara nasional di atas harga pemerintah dan itu cukup bagus. Namun, ada beberapa provinsi yang harganya di bawah,” kata Edy.

Untuk itu, KSP meminta pemerintah pusat maupun daerah saling berkoordinasi dan mengambil langkah untuk menjaga stabilitas harga beras.

“Bulog agar fokus operasi pasar di daerah-daerah yang harga berasnya relatif tinggi. Dan kami sarankan, daerah GKP di bawah harga acuan, Bulog bisa membeli untuk membantu petani dan memperkuat cadangan pangan,” ujar Edy.

Dalam rapat itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, harga beras mengalami deflasi dan menunjukkan sinyal positif.

“Untuk beras tercatat perkembangan harganya deflasi karena suplai tercukup. Ini merupakan sinyal positif sebab suplainya tercukupi,” kata Amalia.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus berkomitmen untuk meningkatkan produksi padi nasional di tengah tantangan perubahan iklim dan geopolitik.

“El Nino di 2024 keras, tetapi ada anomali, data BPS menunjukkan ada peningkatan produksi Agustus, September, Oktober. Ini karena langkah cepat kita melakukan optimalisasi lahan, pompanisasi, dan lainnya,” kata Amran.

Baca juga: Ini 3 Peran Bulog Setelah Jadi Badan Otonom di Bawah Presiden

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat