pattonfanatic.com

Harapan Baru dari Batik, Perjalanan IKM Bangkit dari PHK hingga Tembus Pasar Global

seorang pengusaha batik asal Singosari, Kabupaten Malang, Claudino Dasilva bersama eengan produk batiknya
Lihat Foto


JAKARTA, - Di tengah dampak besar dan meningkatnya tren PHK yang melanda berbagai sektor industri, seorang pengusaha batik asal Singosari, Kabupaten Malang, Claudino Dasilva, justru melihat ada kehidupan baru bagi para pekerja yang terkena dampak.

Claudino tidak hanya merasa prihatin tetapi dia merasa termotivasi untuk menciptakan solusi. Dengan modal keterampilan desain batik yang dimilikinya dan semangat untuk membangkitkan ekonomi lokal, dia pun memberanikan diri untuk membuka usaha batiknya dengan merek Dasilva Batik.

Awalnya usaha batiknya itu hanya berperan menjadi supplier baju batik saja pada tahun 2017 yang lalu. Namun karena ingin memiliki ciri khas yang berbeda dari pengusaha batik yang lain, akhirnya dia fokus membuat batik hasil tangannya sendiri dengan memproduksi jaket bomber batik sejak tahun 2022.

“Kalau jual batik dengan basic-basic kemeja itu kompetisinya ketat makanya kami berinovasi ke jaket bomber dengan Style yang lebih modern. Dari sini kami ingin mengenalkan bahwa pakai batik itu tidak hanya kemeja saja, di tambah di sekitar lingkungan saya, banyak ibu-ibu yang terkena PHK dari perusahaan sehingga saya ajak bekerja sama,” ujarnya saat dihubungi , Senin (9/12/2024).

Baca juga: Cerita Rifat Bangun Wisata Halal Indonesia, Demi Bantu Turis Muslim

Claudino mengaku kerja sama yang dibuat dengan ibu-ibu yang kini menjadi partner bisnisnya itu cukup berjalan baik lantaran ibu-ibu yang diberdayakan, mayoritas memiliki basic menjahit sebelumnya di perusahaan konveksi. Bahkan tak jarang para ibu-ibu saling memberikan ide konsep ketika menjahit bomber Dasilva Batik.

Setiap jaket bomber yang diproduksi dikerjakan oleh 5 penjahit. Dalam sehari mereka bisa memproduksi 10-12 jaket dan disesuaikan dengan permintaan pasar.

Produk jaket bomber batik ini memiliki motif yang tergolong limited edition, yakni 50 piece untuk kualitas eksklusif dan 250 piece untuk kualitas premium.

Motif Mandala, Phoenix, dan Caraka menjadi andalan yang terus diproduksi. "Harga premium Rp 300.000 per piece, dan eksklusif Rp 450.000. Kalau premium batiknya kombinasi tulis, kalau eksklusif lebih tebal dengan kain batik yang tulis,” tuturnya.

Baca juga: Perlu Dilestarikan, Nasib 200.000 Pekerja Bergantung di Industri Batik

Tembus pasar ekspor hingga ke Polandia

Gayung bersambut, produk batik jaket bombernya pun bukan hanya diminiati di Indonesia saja namun juga ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Jepang, hingga ke Polandia.

Dalam sebulan setidaknya Claudino harus mengirimkan 200-an produk batiknya ke negara-negara tersebut.

Sementara penjualan terbesarnya masih di Indonesia. Apalagi sejak produknya terkenal di TikTok yang memperlihatkan seorang tukang becak yang di-makeover untuk menjadi model.

Dalam video tersebut, tukang becak itu ditata rambutnya, dipakaikan jaket bomber batik, dan kemudian difoto. Video ini berhasil menarik perhatian dengan meraih 5,5 juta viewer.

Baca juga: Kisah Virdita Bangun Bisnis Pakaian Dalam Bermodal Pas-pasan, Omzet Meningkat berkat Pegadaian

Sedapnya berbisnis batik juga dirasakan oleh Mira pemilik brand Poenja Batik.

Awalnya dirinya hanyalah seorang karyawan yang bekerja di toko batik. Lantaran memiliki banyak pengalaman dan memiliki ilmu seputar batik, Mira "pede" untuk membuka usaha batik sendiri sekitar 4 tahun yang lalu.

“Kenapa namanya Poenja, karena Poenja berarti Pontianak-Jawa, saya lahir di Kota Pontianak namun keturunan Jawa,” ceritanya.

Puncak dari hasil karya batiknya dilirik oleh banyak orang adalah ketika dia dipilih menjadi utusan dari Dekranasda Provinsi Jawa Tengahdi tahun 2022 silam. Bahkan masih di tahun yang sama, produk Poenja Batik diborong oleh Kedubes RI untuk Argentina.

Berkat kerja kerasnya, dia berhasil merup omzet double digit dalam sebulannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat