pattonfanatic.com

Strategi IMIP Bangun SDM Lokal, Transfer Teknologi hingga Beasiswa

Sebanyak 24 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima beasiswa hilirisasi dari PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Penyerahan beasiswa hilirisasi dilakukan Achmanto Mendatu selaku HR Head PT IMIP bersama Presiden Direktur PT Indonesia Guan Ching Nickel and Stainless Stell Industri (GCNS) Mr. Liu Jin Shan di gedung rektorat UGM, Selasa (10/12/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Dalam menyukseskan hilirisasi nikel dalam negeri, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebagai salah satu kawasan industri berbasis pengolahan nikel di Tanah Air, fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) lokal andal melalui beberapa upaya strategis.

Berbagai upaya yang dilakukan yaitu mulai dari transfer teknologi antara tenaga kerja asing (TKA) ke tenaga kerja Indonesia (TKI), pemberian beasiswa pendidikan, hingga kolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan industri tersebut.

Human Resource Head IMIP Achmanto Mendatu menjelaskan, untuk transfer teknologi di IMIP memiliki tiga tahapan utama. 

“Hal paling fundamental dari transfer teknologi adalah mampu menguasai operasi teknologi yang ada. Level berikutnya adalah mampu mengelola teknologi dengan manajemen yang efektif dan efisien. Selanjutnya, mampu memberikan input terhadap operasional teknis dan manajemen teknologi yang ada untuk perbaikan dan pembaruan,” ujar Achmanto kepada , Jumat (6/12/2024). 

Achmanto bercerita, jumlah tenaga kerja lokal di IMIP saat ini lebih besar dibandingkan pekerja asing. 

Baca juga: Beasiswa Ikatan Dinas PT IMIP bagi Mahasiswa D4-S1 UGM, Ini Syaratnya

Per November 2024, tercatat 84.272 pekerja lokal dibandingkan 16.346 pekerja asing. Meski demikian, pekerja asing masih mendominasi penguasaan teknologi karena sektor pengolahan logam di Indonesia relatif baru.

Untuk itu, IMIP meluncurkan berbagai program strategis untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal melalui transfer teknologi. 

Salah satu inisiatif tersebut adalah IMIP Goes to Campus, yakni program yang bertujuan menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Singkatnya, program ini mempersiapkan generasi muda untuk lebih awal memahami kebutuhan industri tersebut.

“Kami menyediakan dosen praktisi terkait dengan industri di dalam Kawasan IMIP agar kampus memahami apa yang harus dilakukan dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk sektor ini,” ungkap Achmanto.

Fokus pengembangan SDM

Selain itu, lanjut dia, IMIP juga mendirikan IMIP Corporate University sebagai pusat pengembangan SDM di sektor hilirisasi mineral-logam. 

Baca juga: IMIP, Keajaiban Hilirisasi Nikel di Indonesia

Program tersebut mencakup pelatihan rantai industri dan proses teknologi yang ada di kawasan IMIP dan di sektor hilirisasi mineral-logam secara keseluruhan, serta memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan dosen tentang kebutuhan spesifik industri.

Sementara untuk karyawan, IMIP juga mengutamakan pengembangan keterampilan mereka melalui pelatihan berkelanjutan. Program pengembangan karier meliputi promosi pekerja lokal ke posisi strategis, pelatihan teknis, dan kesempatan melanjutkan studi. 

“Kami memberikan beasiswa bagi pekerja strategis untuk studi S2 di China. Selain itu, kami mengadakan kursus bahasa Mandarin, termasuk kuliah satu semester di China,” terang Achmanto.

Adapun Bahasa Mandarin diakui Achmanto menjadi salah satu tantangan utama dalam transfer teknologi di lingkungan industri nikel. 

Untuk diketahui, China merupakan salah satu negara dengan penguasaan teknologi pengolahan logam yang unggul. Ia juga tak menampik bahwa Indonesia perlu banyak belajar dari negara tersebut. 

Baca juga: Terima Hibah Alat Berat dari PT IMIP, Kemenaker Ingin Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja di Morowali

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat