XL Axiata-Smartfren Resmi Merger Jadi XLSmart

JAKARTA, - PT XL Axiata Tbk atau EXCL, PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN, dan PT Smart Telcom (SmartTel) mengumumkan tercapainya kesepakatan definitif untuk merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp 104 triliun atau senilai 6,5 miliar dollar AS.
Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).
Merger ini menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia.
Baca juga: XL Akan Merger dengan Smartfren, Bakal Ada PHK?
XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.
Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan, konsolidasi industri ini membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi, serta membantu mengurai permasalahan kesenjangan digital dalam menciptakan masa depan yang inklusif bagi seluruh komunitas maupun bisnis agar dapat berkembang.
Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh.
Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham, dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart, menggabungkan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki posisi unik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (11/12/2024).
Sebagai catatan, pada aksi korporasi ini, XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmartTel akan menggabungkan diri menjadi bagian dari XLSmart.
Nantinya, Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.
Adapun, pada saat selesainya transaksi, pemerataan kepemilikan saham akan menghasilkan Axiata menerima hingga senilai 475 juta dollar AS.
Setelah transaksi ditutup, Axiata akan menerima 400 juta dollar AS, beserta tambahan 75 juta dollar AS di akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat-syarat tertentu.
Sementara itu, Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology Franky Oesman Widjaja mengungkapkan, merger ini adalah upaya penting yang kami lakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi, termasuk untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital.
“Hal inilah yang akan memberi nilai tambah bagi seluruh pelanggan dan karyawan, serta ikut mendukung upaya digitalisasi yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia," imbuh dia.
Ia menerangkan, XLSmart memanfaatkan kombinasi kekuatan dari XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel untuk memberikan konektivitas kepada pelanggan, baik pada level individu, korporasi, hingga sektor publik.
Terkini Lainnya
- Tiket Kereta Laris untuk Mudik Lebaran, KAI: Beberapa Rute Sudah Penuh
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka Indonesia, Cek Posisi dan Syaratnya
- Soal PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami sedang Memformulasikan Lebih Detail
- Menko Airlangga Tegaskan Kondisi Ekonomi Indonesia Aman di Tengah Gejolak Global
- IHSG Ditutup Positif, Rupiah Lesu
- Mengenal Manfaat Investasi Reksadana bagi Pemula