pattonfanatic.com

Airlangga Sebut PLN Gandeng AS dan Jepang Kembangkan Pembangkit Nuklir

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Airlangga mengatakan, PLN telah melakukan kerja sama business to business dengan AS dan Jepang dalam studi kelayakan (feasibility study/FS) terkait reaktor modular kecil (small modular reactor/SMR).

Jika tahapan FS sudah selesai, maka akan dilanjutkan ke tahapan pengembangan berikutnya.

Baca juga: RI Target Punya PLTN Tahun 2032, DEN Ungkap Perkembangannya

"PLN sendiri sudah menandatangani dengan Amerika dan Jepang untuk small modular reactor. Ini perlu juga untuk dilihat, untuk menambah daya dukung industri energi kita," ujar Airlangga.

Sebagai informasi, mengutip laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), SMR merupakan pembangkit tenaga listrik menggunakan reaktor nuklir secara modular dan mampu menghasilkan 300 Megawatt per unit.

SMR dapat menjadi pilihan praktis dan dapat disebarkan secara merata ke berbagai wilayah karena memiliki ukuran yang kecil sehingga lebih fleksibel dalam penempatan dan pemasangannya.

Airlangga menyebut, negara lain seperti Korea Selatan, Rusia, Prancis, dan China juga telah menyatakan keberminatan mereka pada pengembangan PLTN di Indonesia kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Berbagai negara sudah ikut menawarkan. Itu mendorong juga, mereka juga siap untuk memberikan kita (investasi) untuk pengembangan nuklir," ucapnya.

Menurut Airlangga, PLTN perlu dikembangkan di Indonesia karena saat ini banyak negara mulai melirik PLTN sebagai salah satu sumber energi bersih yang potensial untuk menggantikan energi fosil.

"Hampir semua negara sekarang sudah menengok nuklir karena itu kan energi yang 10 tahun bisa terus dipakai, bahkan sampai 15 tahun. Karena dia sistemnya dianggap sebagai energi bersih dan dengan cost yang relatif bersaing," tuturnya.

Baca juga: Bahlil Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama RI Beroperasi 2032

Sebelumnya diberitakan, lebih dari 20 negara berjanji, termasuk Jepang dan Amerika Serikat (AS), untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2050 guna mengurangi emisi karbon global.

Deklarasi tersebut disiarkan oleh Kementerian Energi AS pada Sabtu (2/12/2023) dan dikeluarkan pada sesi ke-28 KTT iklim PBB COP28 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Mereka menyebut energi nuklir berperan penting untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE) global, sebagaimana dilansir Kyodo News.

Dalam deklarasi tersebut, mereka mengatakan akan bekerja sama untuk melipatgandakan kapasitas PLTN pada 2050 dari tingkat 2020.

Baca juga: RI Punya 29 Lokasi Potensial untuk Pembangkit Nuklir, Mana Saja?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat