SMI Salurkan Pembiayaan Senilai Rp 147,38 Triliun hingga Kuartal III 2024, Paling Banyak untuk Sektor Infrastruktur
BALI, - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 147,38 triliun hingga Kuartal III 2024. Pembiayaan ini mayoritas disalurkan untuk pembangunan infrastruktur.
Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah mengatakan, sektor terbanyak yang mendapatkan pembiayaan dari PT SMI ialah jalan tol sebesar 28 persen, multi sektor sebesar 24 persen, dan ketenagalistrikan sebesar 19 persen.
Kemudian pembiayaan SMI juga disalurkan sektor transportasi, energi terbarukan, keuangan, minyak dan gas bumi, infrastruktur sosial, air minum, telekomunikasi, jalan, pendidikan, hingga irigasi.
"Secara total kita telah melaksanakan jenis pembiayaan yang terdiri dari berbagai macam itu sebesar Rp 147,4 triliun sampai dengan September 2024," ujarnya saat media gathering di Sanur, Bali, dikutip Rabu (11/12/2024).
Baca juga: Cold Storage dari PT SMI Berikan Harapan Baru untuk Nelayan Desa Mbawi di NTB
Jika dilihat berdasarkan jenis pembiayaannya, pembiayaan disalurkan ke badan usaha dengan nilai komitmen sebesar Rp 82,38 triliun dan pemerintah daerah dengan nilai komitmen sebesar Rp 38,97 triliun.
Kemudian SMI juga menyalurkan pembiayaan syariah dengan nilai komitmen sebesar Rp 14,94 triliun, pembiayaan investasi atau penyertaan modal sebesar Rp 4,35 triliun, dan penerusan pinjaman sebesar Rp 6,72 triliun.
"Ke depannya kami akan lebih maksimalisasi pembiayaan kepada pemda agar Indonesia secara keseluruhan memiliki tingkat infrastruktur yang relatif rata untuk dari Indonesia Timur sampai Indonesia Barat," ucapnya.
Baca juga: SMI Resmikan Fasilitas Saluran Irigasi di Desa Salamkanci Magelang
Sementara berdasarkan wilayah, pembiayaan SMI paling banyak disalurkan ke proyek-proyek di Pulau Jawa sebesar 42 persen.
Lalu diikuti ke wilayah Sumatera sebesar 24 persen, Sulawesi sebesar 14 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 7 persen, INA sebesar Rp 6 persen, Kalimantan 4 persen, serta Papua dan Maluku sebesar 3 persen.
"Memang sebarannya terlihat seakan-akan mayoritas di Pulau Jawa maupun Sumatera memang karena keterbatasan penduduk juga memang lebih banyak di Pulau Jawa. Namun ke depan kita akan membuat lebih merata eksposur kami di Indonesia Tengah maupun Timur," tuturnya.
Terkini Lainnya
- Kemenpan-RB Terbitkan Aturan PPPK Paruh Waktu, Ini Syarat dan Kriterianya
- Segel Pagar Laut di Bekasi, KKP Bakal Gelar Koordinasi Lanjutan
- Elnusa Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lingkungan melalui Strategi HSSE di 2024
- Pemerintah Optimistis Penurunan Suka Bunga Acuan Bisa Tingkatkan Daya Beli
- Kinerja Fundamental Kuat, Moody’s Naikkan Rating PGN ke "Baa2"
- Nasib Nelayan di Sekitar Pagar Laut Bekasi, Sulit Melaut sampai Pendapatan Turun
- ANTAM Resmi Merapat, JIIPE Makin Siap Dukung Hilirisasi Logam dan Perkuat Ekonomi Indonesia
- Pagar Laut di Bekasi, Awalnya Berstatus Legal, Kini Disegel KKP
- Pemerintah dan PLN Berhasil Listrik 99,92 Persen Desa di Seluruh Indonesia
- Kemenkop Data Koperasi yang Bergerak di Sektor Pariwisata
- Dampak BI Rate Turun 25 Bps, Bank Mandiri: Likuiditas Meningkat, Suku Bunga Kredit Turun
- Transaksi Keuangan Digital 2024 Melesat, QRIS Melonjak 175,2 Persen
- BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 dari Titik Tengah 5,2 Persen ke 5,1 Persen, Apa Sebabnya?
- Budi Arie: Setiap Hari Ibu Saya Kasih Tempe, Makanya Anaknya Jadi Menteri
- KA Madiun Jaya Kembali Beroperasi Mulai 1 Februari Rute Jakarta-Madiun (PP)
- SRC Komitmen Bantu Pemerintah Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi
- Paradoks Kenaikan PPN 12 Persen
- [POPULER MONEY] Flash Sale Tiket Kereta 12.12 Mulai Rp 99.00 | Inflasi RI 1,55 Persen, Dipuji Prabowo dan Sri Mulyani
- Catat, Maskapai Lion Air dan Super Air Jet Pindah Terminal di Soetta
- Bagaimana Peluang dan Tantangan Industri Otomotif di Indonesia?