Empat Komoditas Pangan Tak Lagi Diimpor di 2025

– Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menghentikan impor pangan mulai tahun depan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, langkah ini menjadi bagian dari upaya mencapai swasembada pangan nasional yang ditargetkan lebih awal pada 2027.
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk mengurangi ketergantungan impor adalah strategi utama pemerintah.
Baca juga: Daftar Negara dengan Cadangan Emas Terbesar di Dunia Tahun 2024
“Swasembada pangan ini menjadi program prioritas utama pemerintah dari awal pencapaian target di 2029, tapi dimajukan ke 2027. Sehingga semua harus bekerja keras dan berkomitmen mewujudkan ini,” ujar Zulkifli Hasan, Sabtu (28/12), seperti dikutip dari Antara.
Empat Komoditas Utama Tanpa Impor
Menko Pangan mengungkapkan bahwa empat komoditas utama tidak akan diimpor pada 2025. Keputusan ini mencakup beras, gram, jagung pakan ternak, dan gula.
“Kami memutuskan tahun depan tidak impor beras, agar petani bisa tanam padi yang banyak serta harga di pasaran bagus. Begitu juga dengan garam, jagung, dan gula. Selanjutnya, berkala akan ada komoditas lain yang juga dioptimalkan produksinya di dalam negeri,” jelas Zulkifli.
Baca juga: Nataru 2024/2025, Volume Penumpang Whoosh di Atas 20.000 Setiap Hari
Fokus Swasembada Nasional
Selain pangan, pemerintah juga memiliki rencana besar menuju swasembada di sektor lainnya seperti air, energi, dan hilirisasi industri.
Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada impor yang selama ini mencapai 30 juta ton untuk berbagai komoditas, termasuk gandum, buah-buahan, dan kopi.
“Hidup kita selama ini tergantung impor. Sekarang waktunya kita membangun kemandirian, tidak hanya pangan tapi juga air, energi, dan hilirisasi yang menjadi tujuan besar kita,” tegasnya.
Baca juga: Wamen BUMN Pastikan Pasokan Listrik Aman Selama Natal dan Tahun Baru
Kolaborasi untuk Keberhasilan
Zulkifli Hasan juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota untuk memastikan keberhasilan program ini.
Menurutnya, sektor pertanian nasional selama ini tertinggal akibat berbagai tantangan, namun dengan dukungan penuh dari Presiden serta kerja sama yang solid, swasembada pangan dapat terwujud.
“Semua harus satu tim, kompak, dan kolaboratif. Ini waktunya membangun swasembada pangan nasional serta meninggalkan ketergantungan impor pangan,” tutupnya.
Terkini Lainnya
- KKP Jelaskan Teknis Pembongkaran Pagar Laut 3,3 Km di Bekasi
- SBN ORI027 Masih Bisa Dipesan sampai 20 Februari 2025, Ini Cara Belinya
- Ironi Kemenkeu yang Konon Berintegritas
- Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Lagi, Simak Rincian Per 11 Februari 2025
- Coretax Tetap Diterapkan Meski Bermasalah, Paralel dengan Sistem Lama
- Gandeng Polri Awasi HPP Gabah, Mentan: Kami Kolaborasi, Supaya Tidak Ada Penyimpangan
- Bansos PKH 2025: Jadwal Pencairan, Besaran Bantuan, dan Cara Ceknya
- Duduk Perkara BYOND BSI yang Eror, "Upgrade" Sistem sampai Normal Kembali
- KKP Hari Ini Bongkar Pagar Laut Bekasi
- Cek Rekening, Dana Investasi SBR012T2 Sudah Cair
- IHSG Bakal Terkoreksi Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
- Wall Street Menguat Ditopang Saham Teknologi dan Industri Baja-Aluminium
- Sempat Punya Ratusan, Kini Gerai Teguk Tinggal 35 Outlet
- Investor Keluhkan Aktivitas Ormas, Begini Respons BKPM
- Mau Pasang Listrik Baru? Catat Biaya Penyambungan PLN 2025
- Daftar Negara dengan Cadangan Emas Terbesar di Dunia Tahun 2024
- Nataru 2024/2025, Volume Penumpang Whoosh di Atas 20.000 Setiap Hari
- Mendag: Komoditas Pertanian RI Punya Potensi Ekspor, kalau...
- Wamen BUMN Pastikan Pasokan Listrik Aman Selama Natal dan Tahun Baru
- Pemerintah Akan Tanam Jagung Serentak di Lahan 1,7 Juta Hektar, Polisi Awasi Distribusi Pupuk Subsidi