pattonfanatic.com

Krakatau Steel Bidik Volume Penjualan 1,7 Juta Ton di 2025

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Krakatau Steel yang berlangsung pada Senin (16/12/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membidik volume penjualan bisa mencapai 1,7 juta ton pada 2025 seiring dengan bakal beroperasinya kembali pabrik Hot Strip Mill (HSM) pada awal tahun depan.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar, mengatakan bahwa pabrik Hot Strip Mill (HSM) direncanakan aktif beroperasi pada Maret 2025 dan akan memproduksi baja jenis hot rolled coil (HRC).

"Dan secara optimal, (pabrik HSM) akan menghasilkan produk hot roll coil yang merupakan sumber utama pendapatan Krakatau Steel," ujarnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (30/12/2024).

Baca juga: Krakatau Steel Buka Peluang IPO Anak Usaha

Pabrik ini sudah berhenti beroperasi sejak pertengahan 2023 karena mengalami kerusakan pada switch house finishing mill.

Akbar bilang, kini program recovery switch house pun telah rampung.

Dengan beroperasinya kembali pabrik HSM, maka diharapkan akan mendorong produksi baja Krakatau Steel sehingga ditargetkan volume penjualan produk pada 2025 bisa meningkat menjadi 1,7 juta ton.

Adapun, untuk tahun ini, hingga kuartal III-2024, volume penjualan Krakatau Steel tercatat sebesar 532.200 ton.

"Pada tahun 2025, kami menargetkan volume penjualan sebesar 1,7 juta ton secara konsolidasi. Tentunya ini seiring dengan beroperasinya dan reaktifasinya fasilitas pabrik HSM 1 yang Krakatau Steel miliki," kata Akbar.

Pabrik HSM merupakan penopang kinerja keuangan pabrik baja berpelat merah ini. Berhentinya operasional pabrik tersebut pun telah berdampak pada kinerja perusahaan.

Pendapatan Krakatau Steel hingga kuartal III-2024 tercatat turun 47,95 persen (year on year) dari 1,26 miliar dollar AS menjadi 658 juta dollar AS. Perseroan pun membukukan rugi sebesar 186,7 juta dollar AS pada akhir September 2024.

Maka, selain pengoperasian kembali pabrik HSM, Krakatau Steel juga akan memperbaiki kinerja non-operasional melalui restrukturisasi utang.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Tardi, mengatakan bahwa proses restrukturisasi utang perusahaan ditargetkan bisa rampung pada 2025. Krakatau Steel saat ini sedang memproses persetujuan dari 10 kreditor yang ada.

Menurut Tardi, sebagian kreditur sudah menyetujui proposal restrukturisasi yang diajukan perusahaan.

"Memang ada beberapa kreditor yang belum menyetujui. Tapi kami punya keyakinan, dengan rencana kerja yang lebih jelas dan prospek yang lebih baik, kami mengharapkan restrukturisasi utang itu akan bisa kami conclude di kuartal I-2025," ucapnya.

Ia menyebutkan ada tiga pembagian pelunasan utang yang akan dilakukan Krakatau Steel dengan total nilai 1,5 miliar dollar AS, dan sedang menunggu persetujuan kreditur.

Pertama, utang tranche A dengan nilai 171 juta dollar AS yang rencananya akan diselesaikan melalui optimalisasi kinerja operasional bisnis baja, termasuk kerja sama strategis.

Kedua, utang tranche B dengan nilai outstanding 234 juta dollar AS yang rencana penyelesaiannya melalui optimalisasi aset perseroan dan divestasi anak usaha.

Ketiga, utang tranche C dengan nilai 1,1 miliar dollar AS yang rencananya diselesaikan melalui pemanfaatan pertumbuhan anak usaha secara jangka panjang.

"Kami meyakini, dengan dukungan stakeholder termasuk seluruh kreditur dan pemerintah melalui Kementerian BUMN, perseroan akan menyelesaikan restrukturisasi utang lanjutan ini dalam waktu dekat," ucap Tardi.

Baca juga: Erick Thohir Angkat Muhamad Akbar Jadi Dirut Krakatau Steel

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat