Wall Street Merosot di Hari Pertama Perdagangan 2025
![Ilustrasi Wall Street, bursa saham AS New York Stock Exchange.](https://asset.kompas.com/crops/vjtRTRoGxPJcaIu8Ssb5p0HGkfA=/1x58:2324x1607/1200x800/data/photo/2024/12/04/675037096570e.jpg)
NEW YORK, - Pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup di zona merah pada sesi perdagangan pertama di tahun baru. Tren penurunan di akhir 2024 ternyata masih berlanjut.
Indeks Dow Jones Industrial Average yang merupakan indeks unggulan diperdagangkan turun 151,95 poin, atau 0,36 persen, dan ditutup pada level 42.392,27.
Kemudian, indeks S&P 500 turun 0,22 persen dan berakhir pada 5.868,55.
Indeks Nasdaq Composite turun 0,16 persen menjadi 19.280,79.
Baca juga: Wall Street Ditutup Bervariasi, Indeks Dow Jones Bangkit
Sedikit catatan, S&P 500 dan Nasdaq kini telah jatuh selama lima sesi berturut-turut, atau jadi penurunan terpanjang sejak April.
Adapun, rata-rata indeks pasar awalnya naik pada Kamis, dengan Dow naik lebih dari 300 poin pada sesi tertinggi, tetapi kenaikan tersebut berbalik pada perdagangan sore hari. Ayunan intraday Dow dari tertinggi ke terendah lebih dari 700 poin.
Raksasa teknologi Apple membebani pasar saham, dengan penurunan sebesar 2,6 persen.
Di samping itu, produsen mobil listrik Tesla turun 6 persen setelah melaporkan bahwa pengiriman tahunan menurun pada 2024.
Selanjutnya, pembuat chip Nvidia naik 3 persen dan mengimbangi penurunan dari saham Big Tech lainnya.
Baca juga: OJK: Kontribusi Pasar Saham RI terhadap PDB Masih di Bawah Negara ASEAN
Pergerakan perdagangan Kamis terjadi setelah 2024 yang solid bagi saham berakhir dengan catatan yang buruk.
Sebagai contoh, indeks S&P 500 melonjak 23 persen, tetapi mengakhiri tahun dengan empat hari penurunan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 1966.
Terkini Lainnya
- Bos BCA Beberkan Dampak Revisi Aturan DHE SDA ke Bisnis Valas
- Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa Berhasilkan Kumpulkan Dana Rp 379,2 Miliar
- Menhub Targetkan Maskapai Fly Jaya Beroperasi Sebelum Lebaran Tahun Ini
- Titiek Soeharto: Biaya Bongkar Pagar Laut Besar, Harus Diganti Pihak yang Bersalah...
- Investasi Energi Hijau di Kepri dan Kendal, Singapura Dapat Bebas Sewa Lahan 5 Tahun
- KKP Bawa Masalah Pagar Laut ke Ranah Pidana
- Bos Garuda Diminta Beberkan Penyebab Tiket Pesawat Mahal, DPR: Jangan Takut Diganti Besok
- Fraud eFishery, Mengapa Investor Besar Bisa Tertipu?
- Pemerintah Percepat Pembangunan PLTN, Ditarget Beroperasi 2029
- Teknologi TreeAlgae, Inovasi Penyerap Karbon Berbasis Mikroalga
- Promo Blibli Pay Day 25-27 Januari 2025, Ada "Cashback" Rp 1 Juta
- 100 Hari Prabowo-Gibran, Pajak untuk Orang Kaya Masih Dinanti
- Sebut Produk Furnitur RI Kalah dengan Impor dari China, Pengusaha: Kita Harus Belajar
- Trump Tolak Kesepakatan Pajak Global, RI Makin Susah Pajaki Google dkk
- Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pendapatan Masyarakat Harus Naik 60 Persen
- Startup eFishery di Bawah Gibran Huzaifah Diduga Rekayasa Laporan Pendapatan hingga Rp 9,74 Triliun
- Gaji UMK Purbalingga 2025 dan Daerah Lain se-Jateng
- Apple Disebut Siap Negosiasi, tapi Proposal Resmi Belum Diterima Menperin hingga Awal Januari 2025
- RI Incar Investasi Bidang Manajemen Aset, Salah Satunya dari BlackRock AS
- PPN Non-barang Mewah Tetap 11 Persen, Pemerintah Batal Beri Insentif PPN DTP untuk MinyaKita, Terigu, dan Gula Industri
- Ditjen Pajak Beri Waktu 3 Bulan ke Peritel yang Telanjur Naikkan PPN, Konsumen Bisa Klaim Pengembalian