IHSG Hijau di Awal Sesi, Rupiah Masih Lesu
JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/1/2025).
Sementara itu, mata uang Garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.02 WIB, IHSG bergerak di posisi 7.176,98 atau tumbuh 13,77 poin (0,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.136,20.
Sebanyak 205 saham melaju di zona hijau dan 103 saham di zona merah. Sedangkan 199 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 390,48 miliar dengan volume 644,54 juta saham.
Ritel Research and Investment Bahana Sekuritas, Dimas Wahyu Putra Pratama, mengatakan bursa Wall Street atau pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah dengan sentimen pemangkasan pertumbuhan gross domestic bruto (GDP) oleh Atlanta Fed, rilis data jobless claims AS yang melandai, ketidakpastian kelanjutan pemangkasan suku bunga The Fed, dan arah kebijakan Presiden Donald Trump ke depan.
"Secara teknikal, IHSG Jumat, 3 Januari 2025, diperkirakan akan bergerak menguat dengan range 7.100-7.300," kata dia dalam analisisnya, Jumat (3/1/2025).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengatakan IHSG saat ini berada di atas garis SMA-10 pada chart harian sebagai suatu support dinamis.
IHSG diperkirakan akan melanjutkan tren naiknya menuju 7.216 karena telah menembus di atas resisten terdekat di level 7.143.
"Level support IHSG berada di 7.040, 6.931, dan 6.875, sementara level resistennya di 7.216, 7.297, dan 7.345. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral," terang dia.
Kemudian, bursa kawasan Asia bergerak bervariasi, dengan Strait Times tumbuh 0,12 persen (4,4 poin) di level 3.805,21, Shanghai Composite turun 0,13 persen (4,09 poin) di level 3.258,47.
Sementara itu, Nikkei 225 turun 0,96 persen (386,62 poin) ke level 38.931, dan Hang Seng tumbuh 0,32 persen (62,68 poin) ke level 19.686,00.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.18 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.215 per dollar AS atau melemah 17,00 poin (0,11 persen) dibanding penutupan kemarin Rp 16.198 per dollar AS.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan pelemahan rupiah kemarin terhadap dollar AS menunjukkan pasar masih mengantisipasi beberapa sentimen penguat dollar AS yang masih bertahan.
Hal tersebut seperti kebijakan ekonomi Donald Trump, konflik geopolitik, kebijakan suku bunga AS yang mungkin akan mengurangi ekspektasi pemangkasan, serta pelambatan ekonomi China.
Kemarin malam, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi pasar atau berada di angka 211.000 berbanding dengan 222.000.
Jumlah klaim yang lebih sedikit menunjukkan ekonomi AS baik-baik saja dan bisa memicu Bank Sentral AS alias The Fed tidak mengubah suku bunga acuannya.
Sementara itu, ia bilang, pagi ini juga terlihat indeks dollar AS naik lagi di kisaran 109,20 basis poin (bps) pagi kemarin di kisaran 108,55.
"Artinya dollar AS tambah kuat. Peluang pelemahan rupiah pagi ini kembali ke resisten 16.250, dengan potensi support di kisaran 16.150," ujar dia.
Baca juga: OJK: Kontribusi Pasar Saham RI terhadap PDB Masih di Bawah Negara ASEAN
Terkini Lainnya
- Bos BCA Beberkan Dampak Revisi Aturan DHE SDA ke Bisnis Valas
- Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa Berhasilkan Kumpulkan Dana Rp 379,2 Miliar
- Menhub Targetkan Maskapai Fly Jaya Beroperasi Sebelum Lebaran Tahun Ini
- Titiek Soeharto: Biaya Bongkar Pagar Laut Besar, Harus Diganti Pihak yang Bersalah...
- Investasi Energi Hijau di Kepri dan Kendal, Singapura Dapat Bebas Sewa Lahan 5 Tahun
- KKP Bawa Masalah Pagar Laut ke Ranah Pidana
- Bos Garuda Diminta Beberkan Penyebab Tiket Pesawat Mahal, DPR: Jangan Takut Diganti Besok
- Fraud eFishery, Mengapa Investor Besar Bisa Tertipu?
- Pemerintah Percepat Pembangunan PLTN, Ditarget Beroperasi 2029
- Teknologi TreeAlgae, Inovasi Penyerap Karbon Berbasis Mikroalga
- Promo Blibli Pay Day 25-27 Januari 2025, Ada "Cashback" Rp 1 Juta
- 100 Hari Prabowo-Gibran, Pajak untuk Orang Kaya Masih Dinanti
- Sebut Produk Furnitur RI Kalah dengan Impor dari China, Pengusaha: Kita Harus Belajar
- Trump Tolak Kesepakatan Pajak Global, RI Makin Susah Pajaki Google dkk
- Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pendapatan Masyarakat Harus Naik 60 Persen
- Startup eFishery di Bawah Gibran Huzaifah Diduga Rekayasa Laporan Pendapatan hingga Rp 9,74 Triliun
- UMK 2025 Bekasi, Tertinggi di Jawa Barat
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 3 Januari 2025 di Pegadaian
- Garuda Indonesia Akan Sajikan Makanan Khas Tiap Embarkasi untuk Penerbangan Haji 2025
- Apa Kabar Rencana Merger Garuda Indonesia-Pelita? Ini Penjelasan Erick Thohir
- Garuda Indonesia Beberkan Komponen Biaya Maskapai untuk Penerbangan Haji 2025