pattonfanatic.com

10.000 Buruh Sritex Bakal Demo MA hingga Istana pada 14-15 Januari

Buruh Sritex membentangkan spanduk Selamatkan Kami Pak Prabowo dalam acara doa bersama di Lapangan Serba Guna Kompleks PT Sritex Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Sebanyak 10.000 buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) bakal menggelar aksi demonstrasi ke Jakarta pada 14-15 Januari 2024.

Menurut Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group, Slamet Kaswanto, aksi demo akan menyambangi sembilan titik, di antaranya Istana Kepresidenan Jakarta dan DPR RI.

"Sesuai hasil rakor hari ini terkait rencana aksi buruh Sritex ke Jakarta, akan kami laksanakan pada Selasa-Rabu (14-15/1/2024) dengan estimasi massa 10.000 dan estimasi armada 200 bus," ujar Slamet dalam keterangan tertulis yang diterima , Jumat (3/1/2024).

"Kami akan sampaikan tuntutan soal keberlangsungan kerja dan kelangsungan usaha Sritex," tegasnya.

Baca juga: Menaker: Proses Hukum Sritex Belum Final, Kita Dorong Going Concern

Adapun, selain Istana Kepresidenan dan DPR RI, tujuh titik lain juga akan menjadi tujuan aksi para pekerja Sritex, yakni Mahkamah Agung (MA), Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), dan Kementerian BUMN.

Diberitakan sebelumnya, pengajuan kasasi status pailit PT Sritex ditolak oleh MA pada 18 November 2024.

Merespons putusan MA, Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto (Wawan), menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan konsolidasi internal.

Hasilnya, manajemen PT Sritex memutuskan untuk melakukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) terhadap putusan MA tersebut.

Sementara itu, Slamet Kaswanto sebelumnya mengungkapkan bahwa proses going concern atau kelangsungan usaha di PT Sritex belum terlaksana sejak perusahaan tekstil itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang.

Proses tersebut pun belum terjadi sampai kasasi dari status pailit ditolak oleh MA baru-baru ini.

"Belum terlaksana. Jadi proses kepailitan di Pengadilan Niaga Semarang itu kan sudah berjalan. Rapat-rapat kreditur juga sudah berjalan. Dan mayoritas para kreditur itu menginginkan going concern sebetulnya. Tapi kenapa tidak dilakukan, gitu lho. Nah, ini pertanyaan besar kami, tuh ada apa sebetulnya, kan gitu," ujar Slamet saat dihubungi , Rabu (25/12/2024).

"Going concern harapannya itu tetap proses berjalan di bawah pengawasan kurator. Tapi sampai dengan hari ini, itu kan belum bisa dilakukan, entah apa itu (alasannya), kami juga tidak tahu. Lambat laun bahan baku itu kan habis," katanya.

Menurut Slamet, jika bahan baku habis seluruhnya, maka karyawan sudah tidak bisa lagi bekerja karena tidak ada lagi yang dikerjakan.

Untuk saat ini, masih ada sekitar 8.000 karyawan yang masih bekerja.

Sementara sebanyak 3.000-an karyawan sudah dirumahkan karena bahan baku untuk pekerjaan mereka sudah habis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat