Komitmen PMI dan Sampoerna Dukung Indonesia Kerja Target PDB 8 Persen
– Impian besar Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen kini menjadi lebih dari sekadar angka. Target ambisius yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini mencerminkan harapan jutaan rakyat Indonesia untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
Namun, mewujudkan pertumbuhan sebesar itu membutuhkan dukungan penuh dan kolaborasi lintas sektor, termasuk sektor swasta.
Salah satu pihak swasta yang turut berkontribusi dalam upaya tersebut adalah Philip Morris International (PMI) melalui PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melalui investasi triliunan rupiah, inovasi teknologi, dan pemberdayaan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sejak mengakuisisi Sampoerna pada 2005, PMI telah menginvestasikan lebih dari 6,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 103 triliun ke dalam perekonomian Indonesia. Investasi ini mencakup pengembangan fasilitas manufaktur, penelitian dan pengembangan, hingga dukungan terhadap UMKM di Indonesia.
Baca juga: Cerita Prabowo Ditantang Luar Negeri untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
"Sebagai perusahaan, kami telah dan akan terus berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Wakil Presiden Komunikasi Internasional PMI Tommaso di Giovanni kepada , Rabu (11/12/2024).
Selain itu, PMI baru-baru ini menginvestasikan lebih dari 330 juta dollar AS untuk fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang.
Fasilitas pertama di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia itu difokuskan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, baik di kawasan Asia Pasifik maupun pasar domestik. Ini juga sejalan dengan prioritas pemerintah untuk mendorong investasi dan peningkatan ekspor barang jadi.
Tommaso menjelaskan bahwa investasi ini memiliki efek berganda yang signifikan bagi perekonomian lokal.
Baca juga: Kadin Tekankan Pentingnya Investasi Asing untuk Ciptakan Lapangan Kerja
“Investasi kami mengalir ke jaringan perusahaan kecil dan para petani beserta keluarga mereka. Ini jelas memiliki efek berganda,” jelasnya.
Sebagai salah satu perusahaan tembakau terbesar di Indonesia, Sampoerna memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara. Pada 2023, Sampoerna bersama PMI menyumbang Rp 86,8 triliun melalui pajak dan cukai, seperti diberitakan , Senin (30/7/2024).
Dari sisi ketenagakerjaan, hingga semester I 2024, Sampoerna mempekerjakan lebih dari 90.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mayoritas dari mereka terlibat dalam produksi sigaret kretek tangan (SKT) yang padat karya. Selain itu, PMI mendukung jaringan 1.700 perusahaan kecil dan pengusaha lokal.
Selain ekonomi, PMI juga telah melakukan riset dan pengembangan untuk mengembangkan dan memperkenalkan produk tembakau inovatif bebas asap yang dirancang untuk mengurangi paparan zat berbahaya dibandingkan dengan rokok.
Baca juga: Investasi pada Produk Bebas Asap, Philip Morris Gelontorkan Dana hingga 9 Miliar Dollar AS
Pada kesempatan yang sama, Chief of Executive (CEO) PMI Jacek Olczak menjelaskan, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari 12,5 miliar dolar AS untuk penelitian dan pengembangan, manufaktur, serta komersialisasi produk bebas asap. Investasi besar ini didukung oleh 1.500 ilmuwan dan insinyur, termasuk dari Indonesia, untuk mengembangkan produk bebas asap.
Keberhasilan adopsi produk inovatif ini telah terlihat di beberapa negara, salah satunya seperti di Jepang yang telah memperkenalkan produk bebas asap sejak 2014 di Nagoya.
Berdayakan UKM dan komitmen keberlanjutan
Eksistensi PMI melalui Sampoerna juga berdampak pada pemberdayaan UKM. Salah satu inisiatifnya terlihat dari program Sampoerna Retail Community (SRC).
Terkini Lainnya
- 3 Menteri Ekonomi yang Memiliki Citra Positif Selama 100 Hari Prabowo-Gibran
- [POPULER MONEY] Deretan Bisnis Widiyanti Putri, Menteri Prabowo Terkaya | Korban PHK di Jakarta Tembus 17.085 Orang Sepanjang 2024
- Terbesar Kedua di RI, PLTA Jatigede Tekan Emisi Karbon 415.800 Ton Per Tahun
- Banjir Grobogan Ganggu Perjalanan Kereta, KAI Kembalikan 100 Persen Tiket Pelanggan
- BNI Bidik Pertumbuhan Kredit 10 Persen
- Kinerja Saham Perbankan Diprediksi Masih Kuat Tahun Ini, Apa Penopangnya?
- Gandeng SMBC, Sucorinvest Asset Management Perluas Jangkauan Produk Reksa Dana
- Wamenkop Dorong Koperasi Perikanan Jadi Pemasok Makan Bergizi Gratis
- KKP: Pembongkaran Pagar Laut Tangerang Sudah Capai 5 Kilometer
- Strategi Indonesia di BRICS: Peluang Perdagangan hingga Gugatan Standar Internasional
- Holding BUMN Danareksa Dukung Pariwisata Nasional lewat Revitalisasi
- Didenda Rp 202,5 Miliar oleh KPPU, Google Akan Banding
- Tahun Ini Pemerintah Akan Impor 180.000 Ton Daging Sapi dan 100.000 Ton Daging Kerbau
- 10 Provinsi dengan Jumlah PHK Terbanyak 2024
- Titiek Soeharto soal Pagar Laut: Yang Mengkavling-kavling Laut Tanpa Izin, Segera Ditertibkan
- Mau Dapat Potongan 50 Persen Tambah Daya Listrik? Begini Cara Klaim Promo PLN Mobile
- Menilik Capaian Bisnis Konsumer dan Korporasi BNI pada 2024
- Protokol Keselamatan Kerja di IMIP, Kelola Risiko hingga Lindungi Pekerja
- Nasib Iphone 16, Menperin: Negosiasi dengan Apple Tidak Akan Mudah, Mereka Ingin Cuan...
- Bapanas: Zonasi dan Labelisasi Keamanan Pangan Segar Belum Optimal di Pasar Tradisional