Single Stock Futures Catat Peningkatan Perdagangan 50 Persen Per Bulan
JAKARTA, – Single Stock Futures (SSF), salah satu produk derivatif Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan tren peningkatan aktivitas perdagangan sejak pertama kali diluncurkan pada Juli 2024.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, rata-rata aktivitas perdagangan SSF mengalami kenaikan lebih dari 50 persen setiap bulan selama periode Juli–Desember 2024.
Total volume perdagangan mencapai 1.797 kontrak, dengan saham BBRI dan BBCA sebagai seri yang paling aktif diperdagangkan.
Baca juga: Penjelasan BEI Soal Penyesuaian Tarif PPN 12 Persen untuk Transaksi Efek
Keunggulan SSF
Irvan menjelaskan, SSF memberikan peluang diversifikasi instrumen investasi bagi investor.
Produk ini memungkinkan strategi seperti lindung nilai (hedging) dan optimalisasi keuntungan melalui leverage.
Dengan modal lebih kecil dibandingkan membeli saham langsung, SSF meningkatkan aksesibilitas investor ritel.
"Kami percaya, SSF akan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih dinamis, efisien, dan inklusif, serta memperkuat daya saing pasar modal Indonesia di tingkat regional maupun global," ujarnya, Senin (6/1/2025).
Upaya BEI Menjamin Likuiditas
Untuk memastikan likuiditas dan transparansi perdagangan, BEI bekerja sama dengan Anggota Bursa Derivatif dalam edukasi investor dan peningkatan partisipasi pasar.
Bursa juga menambah kehadiran liquidity provider guna menjaga ketersediaan harga bid dan offer secara konsisten.
"Dengan langkah ini, SSF diharapkan terus menjadi instrumen menarik yang memberikan nilai tambah bagi investor di pasar modal Indonesia," tambah Irvan.
Baca juga: Single Stock Futures: Mekanisme Transaksi Mirip Saham, tapi Modalnya Lebih Kecil
Cara Memulai Investasi SSF
Investor yang ingin memanfaatkan SSF dapat membuka Sub Rekening Efek Derivatif melalui Anggota Bursa Derivatif terdaftar, seperti Binaartha Sekuritas, Phintraco Sekuritas, dan Ajaib Sekuritas.
Irvan mengingatkan, SSF memiliki risiko fluktuasi harga saham acuan dan leverage yang dapat memperbesar keuntungan maupun kerugian.
Investor disarankan memahami mekanisme SSF, menggunakan strategi sesuai profil risiko, dan memanfaatkan SSF untuk hedging.
"BEI menyediakan sarana edukasi dan pelatihan bagi investor, serta mendorong mereka berkonsultasi dengan Anggota Bursa Derivatif agar dapat memanfaatkan SSF secara bijak dan optimal," tutupnya.
Terkini Lainnya
- Alasan Pentingnya Penerapan Cukai Minuman Berpemanis, Menurut Pemerintah
- Dua Anak Usaha Pertamina Pasarkan Produk Kilang Ramah Lingkungan ke Pasar Global
- Dorong Bahan Bakar Alternatif, Semen Indonesia Gandeng Resinergi
- Kebakaran Los Angeles Ancam Industri Asuransi AS dengan Kerugian hingga Rp 310 Triliun
- Cara Cek Mutasi Rekening BRI via WhatsApp, Ini Panduannya
- KAI Wisata Hadirkan Diskon Rail Transit Hotel Jogja, Tarif Mulai Rp 295.000
- Bumi Siak Pusako Rampungkan Survei Seismik 2D 156 Kilometer di Blok CPP Rokan Hilir
- Apakah Harga Emas Bisa Cetak Rekor Lagi pada 2025?
- Saham Perbankan Memerah, Analis: Sektor Masih Menarik
- Gandeng Pegadaian, Hartadinata Bangun Ekosistem Emas di Indonesia
- Pelaporan SPT Tahunan 2024 Masih Pakai e-Filing DJP Online, Belum Pakai Coretax
- Kemenperin: Lebih dari 12.000 iPhone 16 Mendapatkan IMEI
- Kemenkeu Sebut Masalah Nomenklatur Jadi Sebab Tukin Dosen ASN Belum Dibayar
- Soal Pagar Laut di Tangerang, Manajemen PIK 2: Itu Tidak Ada Kaitannya dengan Kita...
- Ma'ruf Amin: Keuangan Syariah Indonesia Masih Sangat Potensial
- Cek Menu Makan Bergizi Gratis, Menkop: Baunya Saja Sudah Enak...
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di BRI sampai CIMB Niaga
- Cek Rincian Harga Emas Antam 6 Januari 2025
- IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat di Awal Pekan
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 6 Januari 2025 di Pegadaian