pattonfanatic.com

Penerimaan Negara 2024 Rp 2.842,5 Triliun, Lampaui Target berkat PNBP dan Hibah

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani pada Jumat (21/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi pendapatan negara pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp 2.842,5 triliun.

Angka ini melampaui target sebesar Rp 2.802,3 triliun.

Pendapatan negara pada 2024 tumbuh 2,1 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp 2.783,9 triliun. Namun, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan 2023 yang tercatat 5,6 persen.

Baca juga: Defisit APBN 2024 Capai Rp 507,8 triliun, 2,29 Persen dari PDB

Kondisi Ekonomi yang Menantang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penurunan laju pertumbuhan pendapatan negara pada 2024 dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas.

Selama 2022 dan 2023, harga komoditas mengalami lonjakan signifikan.

"Komoditas boom mulai 2022 dan berlangsung di 2023, sehingga pendapatan negara melonjak. Namun, di 2024 dan sebagian akhir 2023, harga komoditas sudah mengalami koreksi. Kondisi ini sangat berat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/1/2025).

PNBP dan Hibah Topang Pendapatan Negara

Sri Mulyani menambahkan, pendapatan negara dapat melampaui target berkat kinerja positif pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan hibah.

Realisasi PNBP pada 2024 tercatat Rp 579,5 triliun, atau 117,8 persen dari target Rp 492 triliun. Sedangkan pendapatan dari hibah mencapai Rp 30,3 triliun, jauh melampaui target Rp 400 miliar.

"Teman-teman di Pajak, Bea Cukai, dan PNBP tetap bisa menjaga pendapatan negara kita yang tumbuh sejak 2022," katanya.

Baca juga: Sebut Defisit APBN 2024 Lebih Rendah dari Proyeksi, Sri Mulyani: Ini adalah Hasil yang Luar Biasa

Pendapatan Pajak dan Kepabeanan Masih di Bawah Target

Sementara itu, penerimaan dari sektor perpajakan masih di bawah target. Realisasi penerimaan pajak 2024 tercatat Rp 1.932,4 triliun, atau 96,7 persen dari target Rp 1.988,9 triliun.

Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 300,2 triliun, lebih rendah dari target Rp 321 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, tidak tercapainya target penerimaan pajak disebabkan oleh harga komoditas yang melandai dan tekanan geopolitik yang berkelanjutan.

“Penerimaan pajak 2024 meskipun harga komoditas turun, masih tumbuh 3,5 persen dibandingkan 2023 yang tercatat Rp 1.867 triliun. Ini patut disyukuri dan kami akan terus jaga,” ujar Sri Mulyani.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat