Anak Buah Sri Mulyani: Inflasi yang Rendah Itu Baik atau Buruk? Jawabnya Baik...
JAKARTA, - Kementerian Keuangan menyatakan bahwa angka inflasi yang rendah, yaitu sebesar 1,57 persen pada 2024, merupakan sesuatu yang baik.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan, pada 2024, tingkat konsumsi masyarakat lebih baik dibandingkan dengan 2023, atau naik sebesar 4,9 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan konsumsi pada 2023 yang hanya tumbuh 4,8 persen jika dibandingkan dengan 2022.
Baca juga: Inflasi Terendah sejak 1958, Baik atau Buruk?
"Jadi kalau ditanya konsumsi membaik atau memburuk, jawabnya membaik. Lalu apakah inflasi yang rendah itu baik atau buruk? Jawabnya baik," kata dia pada Senin (6/1/2024).
Dari segi kompones sebut Febrio, rendahnya angka inflasi didominasi oleh inflasi pangan yang berhasil dikendalikan.
"Bahkan sempat satu atau dua bulan deflasi. Itu karena memang pemerintah melakukan pengendalian harga untuk harga makanan, terutama," ucapnya.
Dia menuturkan, dari sisi daya beli, terlihat inflasi inti naik 2,26 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
"Jadi ini adalah daya beli yang kita pantau cukup resilien dan cukup baik. Kita melihat justru nanti adalah momentum yang harus kita pertahankan untuk 2025," terang dia.
Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi senilai 5,2 persen. Dengan demikian, pihaknya juga melihat tantangan yang akan dihadapi pada 2025.
"Kita pastikan, momentum yang sudah kita dapatkan dari 2024 ini bisa terus kita lanjutkan dengan navigasi yang harus kita lakukan dengan segala risikonya," kata dia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis tingkat inflasi tahunan Indonesia 2024 sebesar 1,57 persen.
Inflasi tersebut, menurut Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjadi inflasi terendah Indonesia sejak perhitungan inflasi pertama kali dilakukan pada 1958.
Baca juga: Inflasi 2024 Terendah Sejak 1958, Sektor Manufaktur Indonesia Tunjukkan Pemulihan
Terkini Lainnya
- Luhut Usulkan Pembentukan Family Office Mulai Februari 2025
- Puluhan UMKM di Ciamis Diduga Tertipu Pemasok Program MBG, Ini Kata Menteri UMKM
- Gaji UMR Situbondo 2025, Paling Rendah di Jawa Timur
- Calon Menteri Transportasi AS Bertekad Pulihkan Kepercayaan Dunia kepada Boeing
- Nilai Ekspor Indonesia Tembus 264,70 Miliar Dollar AS Sepanjang 2024
- Menteri UMKM Ancam Tutup "Marketplace" yang Abaikan Usaha Kecil
- Gaji UMR Bondowoso 2025, Terendah ke-3 di Jawa Timur
- Rupiah Masih Tertekan, Suku Bunga BI Diperkirakan Tetap 6 Persen
- Latih Kepemimpinan Pegawai, Krakatau Steel Gandeng Kopassus
- Gaji UMR Pacitan 2025, Terendah ke-4 di Jawa Timur
- Gaji UMR Trenggalek 2025 dan Kenaikannya 5 Tahun Terakhir
- Meta Bakal PHK 5 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Mark Zuckerberg
- Ingin Keruk Uang dari Luar Negeri, Trump Bakal Bentuk Lembaga Pendapatan Eksternal
- SMGR Bantu Kembangkan Usaha Peternak Burung Puyuh di Aceh
- Kini Nasabah Bank Muamalat Bisa Setor dan Tarik Tunai Lewat Pos Indonesia
- Penerimaan Pajak dari Kenaikan PPN 12% Diprediksi Capai Rp 3,5 Triliun
- Patrick Walujo Tetap Jadi Dirut GoTo sampai 2029
- Permendag 8/2024 Bakal Direvisi, Menperin: Alhamdulillah, Kami Siap Bantu ...
- Angela Tanoesoedibjo Jadi Komisaris Utama MNC Kapital
- Pemerintah Pastikan Impor Sapi dari Brasil Bebas Penyakit Mulut dan Kuku