IHSG Awal Sesi Masih Lesu, Rupiah Bangkit
JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, mata uang garuda pagi ini menguat pada awal perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.05 WIB, IHSG bergerak di posisi 7.076,31 atau turun 4,15 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.080,47.
Sebanyak 167 saham melaju di zona hijau dan 169 saham di zona merah. Sedangkan 191 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 734,82 miliar dengan volume 1,89 miliar saham.
Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Melemah.
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, awal tahun ini investor telah dipenuhi berbagai macam kekhawatiran, termasuk adanya penyebaran virus HMPV yang merebak di China. Penyebaran virus ini dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan global.
Dari sisi ekonomi, bank sentral China telah kembali berjanji untuk meningkatkan dukungan keuangan pada inovasi teknologi.
Tak hanya itu, bank sentral juga berjanji untuk menstimulus konsumsi sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus melambat.
Dalam hal ini, bank sentral China juga berjanji akan melakukan pengaturan kelembagaan untuk melindungi pasar modal.
"Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.060–7.150," kata dia dalam analisisnya, Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, bursa kawasan Asia bergerak bervariasi, dengan Strait Times tumbuh 0,36 persen (13,62 poin) di level 3.835,46. Nikkei 225 menguat 2,56 persen (1.004 poin) ke level 40.241,50. Adapun Shanghai Composite turun 0,09 persen (2,83 poin) di level 3.204,09 dan Hang Seng melemah 0,47 persen (92,54 poin) ke level 19.595,75.
Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.14 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.180 per dollar AS atau menguat 18 poin (0,11 persen) dibanding penutupan kemarin Rp 16.198 per dollar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah kemarin masih bergerak di kisaran yang tidak jauh dari pergerakan sebelumnya.
Sementara indeks dollar AS terkoreksi pagi ini bergerak ke kisaran 108,41 berbanding pagi kemarin 108,93.
Hal itu disebabkan karena kabar Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan selektif di sektor kritikal dalam penerapan kenaikan tarif. Ini tidak seperti sebelumnya ketika ia berencana menerapkan tarif di seluruh sektor.
Namun, ia menyebut, berita itu segera dibantah Trump dan koreksi dollar AS terhenti.
"Oleh karena itu, rupiah kelihatannya masih akan mendapatkan tekanan dari dollar AS hari ini. Peluang pelemahan ke arah 16.225, dengan potensi support di sekitar 16.150," ujar dia.
Baca juga: Transaksi Belanja Murah Akhir 2024 Capai Puluhan Triliun Rupiah, Didominasi Penjualan Produk Lokal
Terkini Lainnya
- Mengapa Harga Tiket Pesawat Masih Mahal? Ini Penjelasan Bos Garuda Indonesia
- Titiek Soeharto Minta Pembuat Pagar Laut Tangerang Terus Dicari, KKP Beri Jawaban Soal Potensi Pidana
- Gaji UMR Sibolga 2025 dan 32 Kabupaten/kota di Sumut
- Gaji UMR Medan 2025 dan 32 Kabupaten/kota Lainnya di Sumut
- Mengapa Menhub Minta ASN dan Pekerja Swasta WFA Pada 24-27 Maret 2025?
- Titiek Soeharto Minta Pemilik Pagar Laut Ganti Biaya Pembongkaran
- Menteri KP Buka Suara soal Laut di Sumenep Punya SHM
- Wall Street Menghijau, Trump Beri Sinyal Dukung Penurunan Suku Bunga
- "Harap-harap Cemas" Turunnya Harga Tiket Pesawat Jelang Lebaran...
- Pertamina Geothermal Energy, Satu-satunya Perusahaan RI yang Masuk Daftar 50 ESG Top Global 2025
- Daya Beli Masyarakat Turun, Bos BCA: Kami Hati-hati Tentukan "Harga" Kredit Konsumer
- Berapa Dividen BCA yang Bakal Dibagikan untuk Tahun Buku 2024?
- Usulan Perguruan Tinggi Bisa Kelola Tambang Perlu Persetujuan Prabowo
- [POPULER MONEY] eFishery Diduga Rekayasa Laporan Pendapatan Rp 9,74 Triliun | Sosok Wiwoho Basuki Tjokronegoro, Ayah Menteri Terkaya Widiyanti Putri
- Cara Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Wilayah Jawa Barat via SAMBARA
- Penjelasan BPJS Kesehatan soal Karyawannya Pakai Asuransi Swasta untuk Berobat
- Ada Faktor China, Simak Analisis IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Anggaran Perjalanan Dinas Kementerian/Lembaga Dipangkas, Pemerintah Hemat Sebesar Ini
- Wall Street Pulih, Saham Chip Jadi Penopang Utama
- Pemerintah RI-Apple Bertemu Hari Ini, Apa yang Dibahas?