PLN Indonesia Power Jual 273 Ton Emisi Karbon ke Sucofindo lewat IDX Carbon
![Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menunjukkan produk modul panel surya yang diproduksi menggunakan teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon) dengan menghasilkan efisiensi mencapai 23,2 persen.](https://asset.kompas.com/crops/r87qtxhoHy_S6lUXr4KJmS6af_8=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/11/01/672480e14c0e5.jpeg)
JAKARTA, - PLN Indonesia Power (PLN IP) mencatat penjualan 273 ton emisi karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Transaksi ini dilakukan melalui Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) kepada Sucofindo.
Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra menyebut penjualan ini sebagai langkah menghadapi tantangan penggunaan energi ramah lingkungan, terutama pada eksportir ritel.
Penjualan emisi karbon dilakukan melalui Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang telah memenuhi standar internasional.
"Penjualan karbon ini dapat mendukung pemenuhan syarat pasar internasional yang semakin peduli terhadap bisnis yang mengedepankan kelestarian alam," ujar Edwin dalam keterangan tertulis, Selasa (7/1/2025).
Baca juga: Dirut Bank Mandiri Sebut Indonesia Miliki Kemampuan Mengurangi Emisi Karbon Dunia
Sebelumnya, PLN IP juga menjual emisi karbon ke PT Bala Biotech Indonesia dan PT Iklim Muda Sentosa.
Menurut Edwin, SPE semakin dibutuhkan oleh eksportir ritel yang ingin memasuki pasar Eropa. Penjualan karbon ini diharapkan membantu pebisnis meraih peluang lebih besar di pasar global.
"PLN IP membuka peluang bagi para mitra untuk terlibat dalam green collaboration ini," kata Edwin.
Baca juga: Pajak Karbon dan Pajak Orang Kaya, Alternatif Tambal Penerimaan Negara
Penjualan ini juga mendukung komitmen pemerintah terhadap dekarbonisasi, target net zero emission (NZE) di 2060, serta penerapan ekonomi rendah karbon.
"Melalui carbon trading ini, kami berkomitmen mendukung dekarbonisasi nasional dan target net zero emission," tutup Edwin.
Terkini Lainnya
- Aturan Ekspor Baru Bisa Tambah Cadangan Devisa 90 Miliar Dollar AS
- Trump: Pajak Minimum Global Tak Berpengaruh di AS
- Apa Alasan Bunga Pindar Konsumtif Tak Turun Merata?
- Menteri KP Sebut Pelaku Pemasangan Pagar Laut Tangerang Terancam Denda
- Tanggapan Serikat Pekerja eFishery Soal Dugaan Kasus Fraud "Sistematis"
- Erick Thohir Tak Masalah Fly Jaya Muncul dan Jadi Pesaing BUMN
- Dua Kereta Terlambat Sampai Jakarta Akibat Banjir Grobogan, KAI Minta Maaf
- Bahlil: Transmisi Jadi Kendala Utama Pembangunan Energi Terbarukan
- Wamentan Sebut Masih Banyak Daerah Serap Gabah dengan Harga di Bawah HPP
- Devisa Hasil Ekspor SDA Wajib Parkir 100 Persen Minimal Setahun di Dalam Negeri
- Guru Besar IPB: Indonesia Berpotensi Swasembada Beras Tahun Ini
- IBC, TKDN, dan Sinoron Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis "Swap Battery"
- Usai Pelantikan, Ini Kebijakan Ekonomi Trump yang Harus Dicermati
- IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Sesi Perdagangan
- Pengusaha Hary Tanoesoedibjo Hadiri Pelantikan Donald Trump di AS
- Pengusaha Hary Tanoesoedibjo Hadiri Pelantikan Donald Trump di AS
- Area Pagar Laut di Tangerang Punya HGB, Menteri KP: Di Dasar Laut Tidak Boleh Ada Sertifikat!
- Indonesia Resmi Anggota BRICS, Ini Kata Pemerintah
- Tiket Kereta Cepat Whoosh Diskon 20 Persen, Pesan Melalui WhatsApp
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- IHSG Awal Sesi Masih Lesu, Rupiah Bangkit
- Turun Rp 4.000, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025