Malaysia dan Singapura Sepakati Zona Ekonomi Khusus di Johor, Ditargetkan Tarik 50 Proyek dalam 5 Tahun
- Malaysia dan Singapura mengumumkan kesepakatan untuk membangun zona ekonomi khusus (special economic zone/SEZ) di Johor, Malaysia.
Proyek ini bertujuan mendukung investasi dan mempermudah pergerakan barang serta orang antara kedua negara.
Kedua negara Asia Tenggara ini pertama kali menyepakati pengembangan SEZ secara prinsip pada tahun lalu.
Baca juga: Bunga Surat Utang RI Lebih Tinggi dari Singapura, Vietnam, hingga Malaysia
Kesepakatan tersebut diumumkan Selasa (7/1/2025) dalam kunjungan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan para menteri senior kabinet ke Malaysia.
"Ini adalah proyek penting. Kami bisa menjadi lebih kompetitif, meningkatkan nilai tambah, dan menarik lebih banyak investasi bersama," ujar Wong dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, seperti dilansir Reuters.
Wong menjelaskan, kedua negara melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam negosiasi agar SEZ dapat mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.
Anwar menyebut proyek ini sebagai inisiatif unik karena jarang ada dua negara yang bekerja sama dalam satu proyek besar seperti ini.
Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli menambahkan, SEZ tersebut akan fokus menarik investasi bernilai tinggi di sektor manufaktur, logistik, pariwisata, hingga transisi energi.
"Target kami adalah 50 proyek dalam lima tahun pertama sejak SEZ diluncurkan, serta penciptaan 20.000 lapangan kerja terampil," kata Rafizi kepada wartawan.
Baca juga: Lampaui Prediksi, Pertumbuhan Ekonomi Singapura 4 Persen pada 2024
Malaysia akan membentuk dan mengelola dana infrastruktur untuk mendukung perusahaan yang ingin berinvestasi di SEZ Johor.
Sementara itu, Singapura akan membuat dana tersendiri untuk memfasilitasi investasi dan mendukung perusahaan Singapura yang beroperasi di Johor.
Saat ini, ribuan warga Malaysia setiap hari bepergian ke Singapura untuk bekerja dan belajar, menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalur lintas batas yang merupakan salah satu perbatasan tersibuk di dunia.
Terkini Lainnya
- Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Prabowo: Kita Akan Mulai Bangun Puluhan Proyek Besar
- Ancaman Perang Dagang, Risiko Ekonomi yang Kian Menguat pada 2025
- Efisiensi APBN dan APBD, Prabowo Perintahkan Anggaran Seremonial Dipangkas
- Perusahaan yang Disebut Terkait Pagar Laut Tangerang Bakal Diperiksa
- KAI Logistik Raup Pendapatan Rp 1,1 Triliun Sepanjang 2024, Kirim 27 Juta Ton Barang
- Laba BCA Tembus Rp 54,8 Triliun, Kredit dan CASA Jadi Penopang
- Libur Panjang Akhir Januari 2025, Whoosh Siapkan 173.000 Tempat Duduk
- Uang Palsu Dijual di “Marketplace”, Kemendag: Nanti Ditindak dan Pasti Diturunkan
- eFishery Diduga Markup Profit Saat Dipimpin Gibran Huzaifah, Nilainya Rp 9,74 Triliun
- IHSG dan Rupiah Melemah di Akhir Sesi Perdagangan
- BKN: 1.684.293 Tenaga Honorer Daftar Seleksi PPPK 2024
- 4 Hari Kerja, Pengusaha Sebut Bisa Kurangi Kemacetan dan Tekanan
- Banyak Masalah Pagar Laut Terungkap, Menteri KP Bersyukur
- Jepang Baru Mulai Uji Coba 4 Hari Kerja pada April 2025, Hanya di Tokyo
- Gramedia Gelar Semesta Buku di 30 Kota, Ada Diskon Buku hingga 70 Persen
- PLN Indonesia Power Jual 273 Ton Emisi Karbon ke Sucofindo lewat IDX Carbon
- Indonesia Resmi Anggota BRICS, Ini Kata Pemerintah
- Tiket Kereta Cepat Whoosh Diskon 20 Persen, Pesan Melalui WhatsApp
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- IHSG Awal Sesi Masih Lesu, Rupiah Bangkit